• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Kader IPNU di Sumenep Raih Brevet Pilot Paralayang

Kader IPNU di Sumenep Raih Brevet Pilot Paralayang
Totok Trisno (kanan) dan Azizurrahman (kiri), saat mengibarkan bendera NU di lokasi take off paralayang Pantai Modangan, Kabupaten Malang. (Foto: NOJ/Habib)
Totok Trisno (kanan) dan Azizurrahman (kiri), saat mengibarkan bendera NU di lokasi take off paralayang Pantai Modangan, Kabupaten Malang. (Foto: NOJ/Habib)

Sumenep, NU Online Jatim

Catatan manis ditorehkan oleh Azizurrahman dan Totok Trisno yang merupakan kader Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Pasalnya, ia memperoleh brevet dan sertifikasi sebagai pilot paralayang. Hal tersebut diperoleh setelah keduanya mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Paralayang se-Jawa Timur.

 

Diklat paralayang yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur ini dilakukan atas kerja sama dengan Federasi Aero Sport Indonesia. Kegiatan yang digelar selama 13 hari sejak Ahad-Jum'at (14-26/02/2021) ini dipusatkan di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

 

Azizurrahman tak henti-hentinya berucap syukur atas capain yang ia peroleh ini. Mengingat peserta yang tidak bisa memenuhi standar kelulusan tidak akan memperoleh brevet dan sertifikat paralayang.

 

“Alhamdulillah, akhirnya kami bisa memperoleh brevet dan sertifikat sebagai pilot paralayang. Ini  menandakan kami lulus dalam diklat ini,” ujar Aji, sapaan akrabnya.

 

Diklat Paralayang yang ditutup oleh Supratomo, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur ini terasa cukup istimewa. Mengingat, dua hari lalu IPNU sebagai organisasi yang keduanya geluti berulang tahun yang ke-67. Bahkan, dua hari berselang NU sebagai organisasi yang membidani lahirnya IPNU juga akan memasuki harlah yang ke-98.

 

"Keberhasilan ini semakin istimewa karena saat ini masih dalam momen Harlah IPNU ke-67 dan Harlah NU ke-98," kata Totok Trisno menimpali.

 

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nasyrul Ulum ini menambahkan, bahwa seusai dilakukan penyematan brevet dan penyerahan sertifikat, dirinya langsung mengibarkan bendera NU di lokasi take off paralayang.

 

"Hal ini sebagai bukti bakti kami kepada organisasi yang didirikan oleh KH M Hasyim Asy'ari ini. Karena memang, kami selalu diwanti-wanti oleh pengasuh untuk selalu berkhidmat di NU ataupun banomnya," imbuhnya.

 

Sementara itu, K Zamzami Sabiq mengaku bangga atas capaian anak didiknya. “Ini terasa sangat spesial dan membuktikan bahwa kader IPNU itu serba bisa,” ungkapnya.

 

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum ini mengaku bahwa hal ini bagian dari memfasilitasi potensi para santri, meskipun sebelumnya di pesantrennya tidak pernah digelar pelatihan paralayang.

 

"Cuma dulu tahun 2018, saat pesantren kami menjadi tuan rumah Perkemahan Regu Penggalang Maarif NU Sumenep (Pergama) ke-1, Paralayang menjadi salah satu kegiatan yang diperkenalkan kepada peserta," ucapnya.

 

Ia pun berharap, agar ada kegiatan lanjutan pasca diklat paralayang yang digagas oleh Dispora Jawa Timur. Sehingga nantinya dapat mengarah ke pembinaan peserta diklat menjadi atlet paralayang.

 

"Hal ini perlu dilakukan agar pelajar, santri dan pemuda di Jawa Timur bisa menyalurkan minat dan bakatnya," pungkas Sekretaris Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumenep ini.

 

 

Sebelum keduanya mengikuti diklat, terlebih dahulu ia mengikuti beberapa tahapan tes seleksi. Beberapa kriteria untuk bisa menjadi peserta diklat paralayang ialah mulai dari tinggi badan, berat badan, tidak phobia ketinggian dan wajib mengikuti swab test, mengingat sedang dalam masa pandemi.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru