• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

Kajian Kitab Riyadhul Badi’ah Jelaskan Tata Cara Shalat Gerhana

Kajian Kitab Riyadhul Badi’ah Jelaskan Tata Cara Shalat Gerhana
Kajian rutin ngaji kitab Riyadhul Badi`ah di Pondok Pesantren Mahasiswa Nurul Hikmah. (Foto: NOJ/Diana)
Kajian rutin ngaji kitab Riyadhul Badi`ah di Pondok Pesantren Mahasiswa Nurul Hikmah. (Foto: NOJ/Diana)

Pasuruan, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Mahasiswa Nurul Hikmah Kota Semarang rutin menyelenggarakan pengajian kitab Riyadhul Badi`ah yang diampu langsung oleh pengasuh pesantren, Ustadz Ahmad Muhlisun. Kegiatan ini disiarkan secara daring lewat Youtube PPM Nurul Hikmah Semarang, Selasa (12/10) yang dikelola oleh media informasi dan komunikasi pesantren.

 

Ustadz Muhlisun atau yang biasa dipanggil Babah Muhlisun pada kesempatan tersebut menerangkan tata cara pelaksanaan shalat gerhana. Berdasar isi kitab dijelaskan jumlah paling sedikitnya adalah dua rakaat, dan paling banyak adalah empat dengan memperpanjang bacaan tasbih saat ruku`.

 

“Sunahnya baca surat yang panjang-panjang,” katanya. 

 

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku’ dan dua kali sujud. Setelah ruku’ pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.  

 

Sama seperti Idul Fitri dan Adha, khutbah dilakukan sebanyak dua kali setelah shalat yang hal ini termasuk salah satu kesunahan dalam shalat gerhana. Pelaksanaannya pun hampir sama yaitu dimulai dengan berdoa memohon ampunan dan dilanjutkan dengan membaca istighfar sebanyak sembilan kali.

 

Selain shalat gerhana, masih kata Babah Muhlisun, tata cara pelaksanaan shalat yang hampir sama dengan shalat hari raya adalah shalat istisqa` (meminta hujan). 

 

“Tapi bedanya, kalau shalat hari raya itu yang dibaca adalah takbir. Sedangkan shalat gerhana dan istisqa` adalah istighfar,”  tegasnya.

 

Di ujung keterangan, dijelaskan bahwa sebelum shalat gerhana, hari raya dan istisqa disunahkan mandi.


Penulis: Diana Putri Maulida


Editor:

Tapal Kuda Terbaru