• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Kampus Ideal Masa Pandemi Jadi Pembicaraan PMII Guluk-guluk

Kampus Ideal Masa Pandemi Jadi Pembicaraan PMII Guluk-guluk
Diskusi online PK PMII Guluk-guluk Sumenep menyikapi pandemi di kampus. (Foto: NOJ/Firdausi)
Diskusi online PK PMII Guluk-guluk Sumenep menyikapi pandemi di kampus. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Indonesia tengah dilanda musibah dan seluruh daerah merasakan dampaknya. Mulai dari sektor ekonomi, agama, dan sosial telah berubah, termasuk di dunia pendidikan yakni kampus. Karena kalau dulu berdampingan melakukan pertemuan di kampus dan organisasi. 

 

Berangkat dari permasalahannya ini, Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Guluk-guluk menggelar diskusi virtual di group WhatsApp, Kamis (4/6).

 

Kali ini tema yang diangkat adalah 'Kampus: Surga yang (tak) dirindukan', dengan narasumber KH Muhammad Husnan A Nafi, selaku Wakil Rektor II Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) dan Mabimkom PMII Guluk-Guluk. Sedangkan keynote speaker adalah Muhammad Yazid selaku Ketua II PK PMII Guluk-guluk dengan moderator Febriyanto yang juga Ketua Rayon Said Budlairi.

 

"Kini kita tengah diuji oleh Allah dalam menyikapi pandemi, sejauh mana tetap menjalin komunikasi dan saling gotong royong meski dalam genggaman teknologi," kata Muhammad Yazid. 

 

Ketua II PK PMII Guluk-guluk tersebut bersyukur berkat pandemi ini, warga pergerakan yang mayoritas mahasiswa aktif Instika, diajarkan harus melek teknologi yang viturnya sangat beragam. Terutama saat menyelenggarakan perkuliahan online masa kini dan memfilter beragam informasi untuk memperkaya khazanah keilmuannya. 

 

"Instika Guluk-guluk dengan segala kehidupan pesantrennya tidak kaku dalam menyikapi pandemi ini. Terbukti kami mampu melaksanakan pendidikan dengan memanfaatkan teknologi atau dikenal dengan sebutan kuliah non-tatap muka atau NTM," urai KH Muhammad Husnan A Nafi. 

 

Menurutnya, pesantren sudah dari dulu melepaskan diri dari anggapan keterlambatan mengikuti arus utama. 

 

"Kami selalu memperhatikan kinerja para dosen, staf, dan karyawan, serta memberikan evaluasi kepada para dosen dalam memberikan penjelasan kepada mahasiswa saat menyelenggarakan kuliah NTM," jelasnya. 

 

Dirinya menjelaskan bahwa salah satu upaya dalam menghadapi kebijakan pemerintah new normal, maka Instika akan mematuhinya. Hal tersebut dilakukan dengan menyediakan tempat penyucian tangan dan penyemprotan disinfektan di beberapa titik tempat keluar masuk mahasiswa dan mahasiswi. Selain itu, rektor telah mengeluarkan surat imbauan agar seluruh mahasiswa mengikuti anjuran pemerintah dalam pencegahan penularan Covid-19, baik menggunakan masker atau menjaga jarak. 

 

“Bahkan di setiap ruangan kampus akan ada petugas yang mengecek suhu badan mahasiswa," ungkapnya.

 

Dirinya menegaskan bahwa kebijakan bagian dari ikhtiar Instika dalam menghadapi kehidupan baru ini.

 

Di akhir acara, moderator menarik kesimpulan bahwa menghadapi kondisi ini tergantung kepada semua kalangan. Seberapa mengikuti petunjuk dan patuh pada aturan yang telah ada. Yakni saling bergotong royong untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. 

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru