• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Ke Pekan Rajabiyah NU Pragaan Sumenep Bawa Aneka Buah Tangan

Ke Pekan Rajabiyah NU Pragaan Sumenep Bawa Aneka Buah Tangan
Sejumlah barang yang dapat dimiliki pada hajatan Pekan Rajabiyah dan Harlah ke-97 NU di Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)
Sejumlah barang yang dapat dimiliki pada hajatan Pekan Rajabiyah dan Harlah ke-97 NU di Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk yang berlandaskan Islam Ahlu Sunnah wal Jamaah salah satu pesantren tertua di Kabupaten Sumenep yang memasukkan tripusat pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. 

 

Pesantren yang dirintis cicit Sunan Kudus yakni KH Muhammad Syarqawi mampu melahirkan alumni yang menjadi dai, tokoh masyarakat, cendekiawan Muslim, pemimpin organisasi, pegiat partai politik, pejabat, wiraswasta, sastrawan hingga seniman. Karena santri dibekali dengan keterampilan kursus khusus yang kelak saat terjun di masyarakat bisa berkiprah.

 

Santri tidak hanya andal dalam kitab kuning, tetapi dituntut untuk membangkitkan perekonomian pesantren dan wong cilik. Seperti halnya Nahdlatut Tujjar menjadi gerakan kebangkitan ekonomi rakyat.

 

Semangat inilah yang menggebu di sanubari santri Pesantren Annuqayah Daerah Latee, sehingga mampu mengenalkan pesantren kepada masyarakat Pragaan dengan memeriahkan Pekan Rajabiyah dan Harlah ke-97 NU. 

 

Cara yang dilakukan tersebut dengan membuka bazar buku dan jual beli aksesoris NU dengan harga ekonomis. Di antara yang menjadi daya tarik Nahdliyin adalah seni lukisan kaca yang mensketsakan wajah kiai NU, seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Abdurrahman Wahid, KH A Basyir, KH Fauzi Sirran, dan logo NU yang bergambat jagat.

 

"Seni lukis menggunakan kaca sebagai bidang gambar dan cara melukisnya menggunakan prinsip terbalik. Langkah awalnya dimulai dengan membuat pola, kemudian mewarnai belakang kaca menggunakan cat dengan kadar minyak sesedikit mungkin,” kata Alfa Zaidanil Falahi, Kamis (4/3).

 

Pengrajin seni kaca ini menegaskan, bahwa karyanya memiliki kesan kuno tetapi sarat nilai sakral.

 

"Sketsa wajah ulama-ulama NU yang wara dan allamah bahkan mukasyafah menjadikan goresan cahayanya bernuansakan sakral,” ujarnya.

 

Latee Shop pimpinan Kiai Ridho Bayusuf mengusuh tema 'Harga Santri Mutu Kiai' menyediakan beragam pernak-pernik antara lain goresan cahaya kiai, lencana, pin Muslimat NU, tote bag, jamu herbal, air ruqyah Aswaja, kerudung, bendera NU dan merah putih, aksesoris NU dan dari pin, bros, bet, lencana dan sejenisnya. Termasuk kerajinan tangan santriwati, baju, peci,hingga buku NU.

 

Kontributor: Firdausi

Editor: Syaifullah 
 


Editor:

Madura Terbaru