• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Ketika Ansor dan MBS Trenggalek Ngobrol ‘Ikatan Cinta’

Ketika Ansor dan MBS Trenggalek Ngobrol ‘Ikatan Cinta’
Ansor dan MBS Trenggalek bicara tentang kerukunan Islam bertopik 'Ikatan Cinta'. (Foto: NOJ/MK)
Ansor dan MBS Trenggalek bicara tentang kerukunan Islam bertopik 'Ikatan Cinta'. (Foto: NOJ/MK)

Trenggalek, NU Online Jatim

Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Trenggalek dan Muhammadiyah Boarding School (MBS) 1 kabupaten setempat menggelar diskusi tentang kerukunan umat Islam yang disiarkan secara langsung di YouTube pada Rabu malam (10/03/2021). Topik yang dibahas ialah ‘Ikatan Cinta’.

 

Topik itu diambil mengacu pada fenomena perselisihan antarumat golongan di lingkungan Islam belakangan ini. Di forum ini, pemateri dari Ansor dan MBS mengajak semua umat Islam agar mengedepankan persatuan dan kerukunan tanpa harus melihat mazhab atau organisasi masyarakat (ormas) yang diikuti.

 

"Kita harus kembali kepada beliau yang kita cintai. Kalau masyarakat mampu memaknai dengan benar bagaimana baginda Rasul mengajarkan kita tentang cinta, maka hidup akan tentram. Titik awal perjuangan adalah cinta. Bahkan dalam hal dasar seperti memperjuangkan keluarga adalah juga karena cinta," kata Ketua GP Ansor Trenggalek M Izuddin Zakki alias Gus Zakki.

 

Ia lantas menukil sebuah hadis yang artinya: Tidak akan sempurna iman suatu kaum sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

 

Menurut Gus Zakki, banyak orang yang kurang dalam memaknai hadis tersebut. "Dalam Nahwu, di sini ada kata-kata 'maa yuhibbu linafsihi'. Yang dicintai di sini bukan hanya berarti kamu mencintai saya seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Jadi bukan hanya mencintai jasadnya saja, tapi kamu juga harus mencintai apa yang disenangi saya,” ujarnya.

 

Begitu pula pada frasa saudara dalam hadis tersebut. Menurut Gus Zakki, itu tidak terbatas pada hubungan darah, tapi yang dimaksud ialah saudara sesama muslim. Intinya, semua orang Islam adalah saudara.

 

"Saudara semuslim itu ibarat satu bagian tubuh. Ketika kaki kita sakit, maka pasti bagian tubuh lainnya juga ikut merasakan gak enak. Sama halnya dengan hadis tadi. Jadi kita itu terkonek. Kita tidak boleh bersikap, kalau dalam ilmu ihya’ itu namanya mudahannah. Kalau anak zaman sekarang bahasanya lu-lu, gue-gue,” tandasnya.

 

Dijelaskan Gus Zakki, sebuah perbedaan adalah rahmat. Pendiri NU KH Hasyim Asyari dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan adalah contoh nyata dalam perbedaan ini. Walau keduanya berselisih paham, namun saling menghormati satu sama lain.

 

"Pernah ketika Kiai Dahlan berkunjung ke Jombang, Kiai Hasyim langsung mengintruksikan kepada seluruh masjid untuk menyembunyikan seluruh bedug dan meminta untuk tidak membunyikannya. Karena Kiai Dahlan tidak suka dengan bedug," cerita Gus Zakki.

 

Editor: Nur Faishal


Matraman Terbaru