Gresik, NU Online Jatim
Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus informasi, maka seluruh perangkat di Nahdlatul Ulama harus bergerak. Penguasaan terhadap piranti yang ada juga harus dimiliki agar bisa memberikan jawaban atas problematika yang dihadapi jamiyah. Yang juga penting adalah kebersamaan.
Semangat itu juga yang dilakukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Dukun, Gresik. Lewat Majlis Dzikir dan Shalawat (MDS) setempat menggelar kegiatan bersama yang didukung sejumlah kalangan.
Pimpinan Ranting GP Ansor Dukuhkembar, Suradi mengucapkan terima kasih kepada berbagai kalangan yang turut menyukseskan kegiatan ini. Baik Ansor, Banser, Fatayat NU, Muslimat NU dan badan otonom lain.
“Kehadiran kalian pada kegiatan majlis dzikir dan shalawat ini bisa memberikan kemanfaatan dan penuh edukasi,” katanya saat sambutan, Sabtu (17/10/2020).
Disampaikan pula bahwa kegiatan dapat dijadikan sarana untuk semakin memperkuat organisasi khususnya Ansor.
Sedangkan Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Gresik, Abd Rohim menegaskan bahwa kader Ansor harus melek ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula memberikan informasi berdasarkan data yang valid.
“Tantangan Ansor ke depan semakin berat dan ini kalau tidak diantisipasi dengan pemberdayaan kader yang militan, maka Ansor akan tinggal nama,” kata Kasdol, sapaan akrabnya.
Dirinya berharap Ansor sebagai rumah besar untuk menampung dan memproses bagi lahirnya kader harapan di masa mendatang. Karena itu, keberadaannya harus menjadi kekuatan sekaligus kebanggaan bagi organisasi.
Keterampilan lain yang harus dimiliki kader adalah eksistensi di media sosial atau Medsos. "Kader Ansor dan Banser jangan hanya eksis di Medsos, namun menjadikannya sebagai media penangkal hoaks dan sarana edukasi,” harapnya.
Kegiatan diisi tausiah dan dzikir, serta istighotsah yang dipimpin Ketua MDS PAC Dukun yakni Gus Atha Syifa Nugraha.
Acara diikuti seluruh Pimpinan Ranting Ansor se-Kecamatan Dukun. Juga hadir Kepala Desa Dukuhkembar, Pengurus Ranting NU, Fatayat NU, Muslimat NU, serta tokoh masyarakat desa setempat.
Editor: Syaifullah
