• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Madura

Kiai di Sumenep ini Ungkapkan Fadhilah Shalawat

Kiai di Sumenep ini Ungkapkan Fadhilah Shalawat
K Imam Sutaji (jaket hitam) saat memberikan tausiyah keagamaan. (Foto: NOJ/ Firdausi).
K Imam Sutaji (jaket hitam) saat memberikan tausiyah keagamaan. (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim  

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW salah satu kebiasaan para ulama NU untuk membuktikan rasa cinta pada Rasulullah walaupun belum pernah berjumpa.

 

Di momen tersebut K Haris mengundang jajaran pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Kabupaten Sumenep di kediamannya untuk memperingati bulan Rabi'ul Awal dengan bershalawat serta diisi tausiyah keagamaan, Senin (26/10/2020).

 

K Imam Sutaji sebagai penceramah menyampaikan bahwa rasa cita Nabi kepada umatnya sangat besar bahkan Rasulullah mengakui sebagai ikhwan kepada orang yang tidak pernah melihatnya dan belum berkumpul dengannya tetapi beriman kepadanya.

 

"Mudah-mudahan kita termasuk kategori yang dikatakan oleh Nabi," kata Instruktur Wilayah PKPNU tersebut.

 

Selanjutnya, beliau mengajak kepada jamaah untuk menjadikan shalawat sebagai waridan. Karena fadilahnya sangat besar.

 


 

Wakil Ketua MWCNU Pragaan tersebut mewanti-wanti untuk tidak mendzalimi orang yang ahli shalawat. Sebab Rasulullah selalu bersama dengan orang yang selalu memuji namanya.

 

"Ada seseorang yang ahli bershalawat dan suka berziarah ke kuburan Nabi sambil mengagungkannya, namanya Syaikh Al-Farasdad. Dibalik keistikamahannya, muncullah salah satu orang yang tidak suka dengan amalan Syaikh serta berkeinginan untuk mencelakainya," kisahnya.

 

Maka di ajaklah Syaikh ke suatu tempat, lalu lidahnyanya dipotong dan potongannya diberikan kepada Syaikh.

 

"Untuk mencurahkan fenomena tersebut, Syaikh mendatangi makbarah Nabi dengan wiridan shalawat. Saat merasa kelelahan, Syaikh tertidur dan dirawuhi Nabi lalu disembuhkannya. Saat terbangun dari tidurnya tiba-tiba lisan Syaikh sembuh seketika," curahnya.

 

Tahun berganti tahun, tiba-tiba Syaikh dirawuhi seseorang yang mengajaknya ke tempat yang sama disaat beliau pernah dipotong lisannya. Ternyata orang tersebut adalah putra dari bapak yang pernah berbuat dzalim kepada Syaikh.

 

"Dulu lidahmu pernah dipotong oleh seseorang dan Allah memberikan kesembuhan kepadamu. Disana ada sangkar yang di dalamnya ada seekor monyet. Sebenarnya monyet tersebut adalah ayahku atau orang yang memotong lisanmu," ujarnya secara khusuk.

 

Tak sampai disitu, sang anak memohon kepada Syaikh untuk mendoakan ayahnya sehingga bisa kembali normal. Berkat doa Syaikh, bapak yang diadzab oleh Allah kembali normal.

 

Dari kisah ini menunjukkan bahwa seorang yang ahli shalawat bisa memberikan bala atau musibah kepada orang yang ingin mencoba mencelakainya.

 

Dosen Institut Sains dan Teknologi (IST) Annuqayah tersebut menegaskan bahwa membaca shalawat jauh berbeda dengan amaliah lainnya. Walaupun kurang khusuk tetap diterima apalagi dibaca dalam keadaan khusuk maka akan lebih sempurna.

 

"Siapa yang rutin membaca shalawat 1.000 kali setiap hari, orang tersebut tidak akan mati sebelum Allah SWT memperlihatkan surga kepadanya. Bagi yang istikamah membaca 100 kali maka hajatnya akan terkabul," ajaknya.

 

Tenaga pendidik Pondok Pesantren Al-Ihsan Jaddung tersebut menegaskan bahwa sesibuk apapun sempatkan lah untuk bershalawat kepada Nabi.

 

"Barang siapa yang terbiasa memperbaiki hubungan dengan Rasul-Nya maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan sesama makluk lainnya," pungkasnya.

 

Adapun rentetan acaranya, antara lain pembukaan yang dipimpin oleh KH Hammad Fauzi, tahlil KH A Junaidi Mu'arif, shalawat qiyam K Jamali Salim dan ditutup dengan doa.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru