• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Ketua Lesbumi PBNU Tutup Usia, PWNU Jatim Sampaikan Duka Mendalam

Ketua Lesbumi PBNU Tutup Usia, PWNU Jatim Sampaikan Duka Mendalam
KH Agus Sunyoto. (Foto: NOJ/ti)
KH Agus Sunyoto. (Foto: NOJ/ti)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Agus Sunyoto meninggal dunia, Selasa (27/04/2021) di Rumah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan, Surabaya. Atas wafatnya sosok sejarawan legendaris ini, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur berduka dan merasa kehilangan.

 

Sekretaris PWNU Jatim, Prof Ahmad Muzakki mengatakan sosok Kiai Agus merupakan kiai yang mendedikasikan hidupnya untuk sejarah Indonesia.

 

"PWNU berduka atas wafatnya KH Agus Sunyoto. Almarhum adalah orang yang sangat setia dengan ilmunya. Mendedikasikan hidupnya untuk sejarah Indonesia, termasuk sejarah Islam di negeri ini," kata Akhmad Muzakki di Surabaya, Selasa (27/04/2021).

 

Prof Zaki mengungkapkan, bahwa Kiai Agus mampu menjadi ensiklopedia sejarah Indonesia dan sejarah Islam.

 

"Kiai Agus ini ensiklopedi sejarah berjalan. Kita kehilangan ahli sejarah yang tidak saja menguasai materi secara kronologis tapi mampu memberi makna untuk generasi terkini," ungkapnya.

 

Sementara itu, Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib mengenang Kiai Agus sebagai sosok yang supel dan merupakan sejarawan terbaik yang dimiliki NU.

 

"Kiai Agus sangat supel dan ahli sejarah, khususnya terkait perkembangan Islam sejak Wali Songo serta peran serta pesantren di Indonesia," ujarnya.

 

Tidak hanya itu, Ketua NU Care-Lembaga Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jatim, A Afif Amrullah juga menceritakan kenangannya bersama Kiai Agus. Afif sempat mengikuti seminar yang narasumbernya Kiai Agus.

 

"Di sana saya sempat berdialog cukup dekat dalam sesi wawancara. Tak berlebihan kalau saya menyebut almarhum sebagai penyelamat sejarah Nusantara," ucap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jatim ini.

 

Afif juga mengingat saat sebagian orang menggugat validitas peran Wali Songo dalam penyebaran Islam di Nusantara. Saat itu, Kiai Agus menghadirkan buku berjudul Atlas Walisongo.

 

"Dalam buku setebal 425 halaman ini, untuk pertama kalinya Kiai Agus berhasil mengungkap Wali Songo sebagai fakta sejarah, sembari membantah setiap upaya dekonstruksi sejarah Walisongo yang ditempatkan sebagai sosok imajiner, legenda dan dongeng belaka. Ia lakukan kajian serius dan mendalam dengan pendekatan historis, arkeologis, etno-historis yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," papar Sekretaris Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim ini.

 

Afif juga menjelaskan kecerdasan Kiai Agus dalam konteks Perang 10 November 1945, saat ada sejarawan yang ngotot menyatakan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 hanyalah omong kosong dan igauan kalangan santri, Kiai Agus menghadirkan buku berjudul Fatwa dan Resolusi Jihad. Dalam buku setebal 297 halaman ini, Kiai Agus menyajikan fakta sejarah jalinan peristiwa perang heroik Arek-Arek Suroboyo.

 

"Ia juga memunculkan foto-foto lawas perjuangan kemerdekaan yang selama ini tidak terpublikasikan. Yang tidak kalah hebat, karya lain yang luar biasa adalah novel tentang Gajah Mada berjudul Mahapatih Mangkubumi Majapahit PU Gajah Mada, yang terdiri dari tiga jilid dan novel tentang Syaikh Siti Jenar berjudul Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar yang terdiri dari tujuh jilid," pungkasnya.


Metropolis Terbaru