• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

KH Bisri Syansuri Ulama Besar yang Berilmu Lengkap

KH Bisri Syansuri Ulama Besar yang Berilmu Lengkap
Haul KH Bisri Syansuri ke-72. (Foto: NOJ/AMI)
Haul KH Bisri Syansuri ke-72. (Foto: NOJ/AMI)

Surabaya, NU Online Jatim

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar menjelaskan sosok KH Bisri Syansuri adalah ulama besar berilmu lengkap karena kelebihannya bisa mengumpulkan antara ilmu aqliyah dan ilmu naqliyah.

 

“Kiai Bisri Syansuri yang sebagaimana kita ketahui adalah ulama besar yang ilmunya lengkap. Sebelum wafat beliau sebagai Rais 'Aam PBNU sehingga merasa wajib sebagai pribadi untuk hadir di tempat ini,” katanya, Jumat (12/02/2021).

 

Hal ini disampaikan Kiai Miftah, sapaan akrabnya saat memberikan muidlah hasanah dalam acara haul ke-42 KH Bisri Syansuri sekaligus haul ke-72 Nyai Noor Khodijah. Kegiatan ini juga memperingati Hari Lahir (Harlah) Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif ke-106.

 

Kiai Miftah bersyukur bisa hadir pada acara haul malam ini dengan suasana khidmat di saat pandemi dengan tetap menjaga protokol kesehatan menjaga jarak dan menggunakan masker.

 

“Haul di tengah pandemi ini mempunyai hikmah yang amat besar karena dari sini yang hadir bukan hanya saja yang tampak melainkan yang tidak tampak juga ikut turut serta memperingati haul pada malam ini secara bersama-sama,” katanya.

 

Dikatakan, bahwasannya nanti manusia akan di saring lalu yang runtuh itulah orang-orang yang baik karena memang yang dituju, karena tujuannya ingin mengambil tepung yang halus itu. 

 

“Ternyata itu adalah contoh Rasulullah SAW bagi generasi-generasi terbaik seperti almarhum almaghfurlah yang malam ini sedang kita hauli ini,” ungkapnya.

 

Kiai Miftah menambahkan banyak kader-kader terbaik yang mendahului kita. Mereka yang mendahului kita ini ibarat tepung yang runtuh yang tersaring.

 

“Tapi ada sisanya. Sisanya yang tidak bisa jatuh tentu yang kasar-kasar biasa disebut ampasnya. Jadi yang hidup seperti kita saat ini adalah ampas-ampasnya tapi ampas yang siap disaring kembali dan akhirnya menyusul orang-orang terbaik yang telah mendahului,” tambahnya.

 

Kiai Miftah mendoakan kepada semua yang hadir pada haul ini mendapatkan sebuah keberkahan.

 

“Semoga anda semua yang hadir mendapatkan keberkahan dalam usia dan rezeki,” pungkasnya.

 

Editor: Risma Savhira


Metropolis Terbaru