• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

KH Mutawakkil Ingatkan Pentingnya Santri untuk Pembangunan Ekonomi

KH Mutawakkil Ingatkan Pentingnya Santri untuk Pembangunan Ekonomi
(Dari kiri) KH Mutawakkil Alallah dan Erick Thohir Menteri BUMN. (Foto: NOJ/ Istimewa).
(Dari kiri) KH Mutawakkil Alallah dan Erick Thohir Menteri BUMN. (Foto: NOJ/ Istimewa).

Probolinggo, NU Online Jatim

Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menyebut bahwa pembangunan ekonomi Indonesia akan kehilangan ruh sosial apabila tidak melibatkan santri dan pesantren. Hal ini disampaikan Kiai Mutawakkil saat bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada acara Harlah ke-182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Probolinggo, Sabtu (20/11/2021).

 

Selain itu, juga menyampaikan pentingnya tripilar ekonomi keumatan di hadapan Erick Thohir.

 

Kiai Mutawakkil menyatakan, membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren akan kehilangan ruh sosial. Ia meminta pemerintah sebaiknya dan memang seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat.

 

“Mengapa begitu? Selain memiliki rekam jejak yang panjang dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di antaranya di bidang ekonomi, santri dan pesantren memikii modal sosial dan kultural yang besar bagi pembangunan, yakni trust (kepercayaan) yang besar dari masyarakat,” katanya.

 

Dalam kesempatan itu, Kiai Mutawakkil juga mengungkapkan, selama ini orang modern terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi dan penggunaan knowledge (pengetahuan).

 

Menurutnya, knowledge-based economy memang penting, karena untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah, yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam). Jadi, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi.

 

“Jadi, sudah waktunya kita meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi,” terang Kiai Mutawakkil.

 

Lebih lanjut ia menyampaikan, negara yang pembangunannya bertumpu pada peningkatan dan kehandalan sumber daya manusia, ternyata mempunyai perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang mengandalkan sumber daya alam saja.

 

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tersebut mencontohkan negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura, namun mereka berhasil mengejar mimpinya dan memenangkan persaingan global. Menurutnya, itu karena negara-negara tersebut menitikberatkan perkembangan ekonominya pada knowledge-based economy.

 

Kiai Mutawakkil juga memaparkan tentang pilar ketiga ekonomi, yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya.

 

“Nah terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy,” ujar Kiai Mutwakkil.

 

Kata Kiai Mutawakkil, melalui konsep culture-based economy, bangsa Indonesia seyogyanya menjadikan kultur yang dimiliki atau dipraktikkan oleh masyarakat sehari-hari dijadikan sebagai modal penting bagi pengembangan ekonomi.

 

 

Ia menegaskan, tripilar ekonomi keumatan menjadi sangat penting dibahas dan disitulah terdapat masyarakat, santri dan pesantren.

 

“Apalagi, jika bicara Indonesia, maka tidak bisa dipisahkan dari entitas dan sekaligus komunitas yang bernama Islam. Pada titik inilah, santri dan pesantren menjadi pilar penting bagi Islam dan umat Islam di Indonesia,” tegas Kiai Mutawakkil.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru