• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Metropolis

Kiai Farmadi: Ekstra Waspada dengan Tambahan Usia

Kiai Farmadi: Ekstra Waspada dengan Tambahan Usia
KH Farmadi Hasyim saat pengajian online. (Foto: NOJ/Istimewa)
KH Farmadi Hasyim saat pengajian online. (Foto: NOJ/Istimewa)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Hidup terus berjalan tanpa mengenal kompromi. Hal tersebut juga berlaku dengan usia atau umur yang akan menyertai perjalanan manusia. Saat saat diberikan usia panjang, hendaknya lebih diisi dengan kegiatan positif. 

 

Penjelasan ini disampaikan KH Farmadi Hasyim saat pengajian secara dalam jaringan (jaring) atau online beberapa waktu berselang. Dalam pandangannya, justru dengan tambahan usia, manusia diharap semakin bijak.

 

“Dalam kitab Syarah al-Mawa'idul Ushfuriyah karya Assyekh Mohammad bin Abi Bakrin tepatnya di hadits ketiga dijelaskan bahwa Alllah selalu memantau, melihat dan memonitor hamba yang sudah berumur tua,” katanya.

 

Dijelaskannya, suatu ketika Anas bin Malik RA berkata bahwa Rasulullah SAW menyampaikan Allah SWT memandang wajah orang yang tua renta di pagi dan sore.

 

“Kala itu Allah berfirman wahai hamba-Ku, usiamu telah tua, kulitmu telah keriput, tulangmu keropos, ajalmu sudah dekat, dan tibalah waktu kedatanganmu kepada-Ku,” terang Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur ini.

 

Disampaikan KH Farmadi Hasyim, dialog masih berlanjut dengan penegasan agar para hamba yang telah berusia senja untuk malu kepada Allah. Mengapa? 

 

“Karena Aku malu pada ubanmu untuk menyiksamu di neraka,” ungkapnya.

 

Dengan demikian, siapa saja yang diberikan usia panjang, maka sudah saatnya untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Pada saat yang sama juga memberikan perhatian dan penghormatan kepada mereka yang lebih berumur, kendati beda agama.

 

Terkait hal ini, alumnus Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo tersebut menyampaikan cerita Sayyidina Ali RA. Bahwa suatu ketika sedang bergegas pergi berjamaah untuk shalat subuh.

 

“Kemudian di jalan beliau bertemu orang tua renta sedang berjalan perlahan-lahan,” kisahnya.

 

Sayyidina Ali RA tidak mendahului orang tua karena memuliakan dan menghormati hingga mendekati waktu terbitnya matahari. Ketika orang tua renta tersebut dekat pintu masjid ternyata tidak masuk masjid.

 

Sayyidina Ali RA pun tahu bahwa dia seorang Nasrani. Maka ia memasuki masjid dan mendapati Rasulullah SAW dalam keadaan ruku’. 

 

Nabi memanjangkan ruku’ seukuran dua kali ruku’ sampai Sayyidina Ali RA bisa mengikuti jamaah shalat Subuh yang diimami Nabi Muhammad SAW. 

 

Usai shalat, Sayyidina Ali bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau memanjangkan ruku’ di shalat ini? Engkau belum pernah melakukan seperti ini.”

 

Rasulullah SAW menjawab bahwa ketika ruku’ dan mengucap subhanarabbial adzhim seperti biasanya, lalu hendak mengangkat kepala untuk i’tidal didatangi Malaikat Jibril AS dan meletakkan sayapnya di atas punggungnya.

 

“Dia menahanku agak lama, ketika dia mengangkat sayapnya barulah aku mengangkat kepalaku (untuk i’tidal),” jawab Nabi Muhammad. 

 

Lantas para sahabat bertanya, mengapa Jibril melakukan hal ini. Maka Nabi menjawab bahwa dirinya belum menanyakan kepada Mailakat Jibril tentang hal tersebut.

 

Kemudian Jibril AS mendatangi Nabi SAW dan berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya Ali bergegas untuk berjamaah kemudian di perjalanan dia bertemu orang tua renta Nasrani sedangkan Ali RA belum tahu kalau dia (orang tua renta) adalah orang Nasrani. Dia menghormatinya sebab ubannya dan tidak mendahuluinya serta menjaga haknya. Lantas Allah menyuruhku untuk menahanmu dalam keadaan ruku’ hingga Ali RA mendapati shalat Subuh,” terangnya.

 

Dijelaskan bahwa yang mengagumkan bahwasannya Allah SWT menyuruh Malaikat Mikail AS untuk menahan matahari dengan sayapnya hingga tidak terbit agak lama karena penghormatan yang diberikan Ali RA kepada Nasrani tersebut.

 

“Hal ini sebab hormat kepada orang tua renta walaupun dia seorang Nasrani,” ungkapnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru