• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Kiai Marzuki Kisahkan Cara Dakwah Nabi dan Ulama Dahulu

Kiai Marzuki Kisahkan Cara Dakwah Nabi dan Ulama Dahulu
KH Marzuki Mustamar saat mengisahkan cara dakwah Nabi Muhammad SAW dan ulama terdahulu. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
KH Marzuki Mustamar saat mengisahkan cara dakwah Nabi Muhammad SAW dan ulama terdahulu. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, KH Marzuki Mustamar menjelaskan bahwa cara dakwah ulama sepuh terdahulu meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika peristiwa fathu makkah. Bahwa kurang jahat bagaimana orang kafir memusuhi dan memerangi Nabi Muhammad SAW. Tetapi ketika terjadi rekonsiliasi Nabi tidak balas dendam kepada Abu Sufyan dan lain-lain.

 

“Dan akhirnya lama-lama mereka masuk Islam semua. Nabi Muhammad SAW membimbing mereka semua, tidak lagi melihat bahwa dulu musuh,” ujar Kiai Marzuki saat pengajian rutinan di Masjid Agung Jami’ Malang, Rabu (06/10/2021).

 

Kiai Marzuki mengatakan, bahwa orang yang dulu musuh semuanya diperlakukan seperti teman akrab oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi pun akhirnya sukses penduduk Madinah semuanya Muslim. Kafir Quraish yang ada di Makkah akhirnya masuk Islam seluruhnya.

 

Cara-cara demikian, menurut Kiai Marzuki, juga dilakukan oleh ulama terdahulu.  Setelah pemberontakan PKI tahun 1965 masyarakat yang KTP-nya Muslim tapi belum shalat tidak lantas dimusuhi, akan tetapi oleh para kiai dirangkul. Hingga akhirnya mereka semua tunduk dan patuh pada kiai-kiai tersebut.

 

“Bentuk bimbingan yang demikian perlu dilakukan saat ini. Hal ini tersebukti bagus karena dulu tahun 1980-an shalat Jum’at di masjid-masjid paling jamaahnya separuh. Hari ini jum’atan di kampung-kampung masjid sudah penuh, bahkan masjid saat ini ada di setiap dusun, tidak lagi setiap desa,” jelasnya.

 

Namun demikian, namanya membimbing atau mengajar umat jelas banyak tantanggan yang berbeda-beda. Ada yang sulit paham, ada yang cerdas. Ada yang tidak punya masalah keluarga, ada yang punya masalah keluarga. Sehingga ketika didakwahi ada yang cepat respons dan ada yang lambat.

 

“Kondisi dan situasi seperti harus bisa dimaklumi oleh seseorang yang melakukan dakwahnya,” tegas Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim ini.

 

Jika tidak mempunyai wawasan seperti di atas, menurut Kiai Marzuki akan cenderung kaku, mudah marah dan sebagainya. “Dan hal ini sudah banyak terjadi saat ini,” pungkasnya.

 

Penulis: Boy Ardiansyah


Metropolis Terbaru