• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Tapal Kuda

Kilas Balik Ansor Banser Warnai Harlah ke-87

Kilas Balik Ansor Banser Warnai Harlah ke-87
Apel Harlah ke-87 GP Ansor. (Foto: NOJ/Vina)
Apel Harlah ke-87 GP Ansor. (Foto: NOJ/Vina)

Banyuwangi, NU Online Jatim

​Kader Nahdlatul Ulama (NU) yang masuk dalam berbagai Badan Otonom (Banom) memiliki semangat tinggi untuk berkhidmah. Hal tersebut dikarenakan demi menjaga NKRI dan mengharap ridho ilahi. Selain itu, mengharap keberkahan dari para ulama dan masyayikh NU serta mengharap diakui menjadi santri dari pendiri NU yakni Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari seakan menjadi niat awal untuk berkhidmah.


​“Wajib bagi kader Ansor dan Banser merawat dan menjaga tegak berdirinya Indonesia sebagai rumah bersama yang penuh keberagaman dari semua rongrongan yang ingin mengubahnya menjadi bentuk lain dari Indonesia," kara Soegito, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi di Apel Harlah ke-87 GP Ansor, Ahad (04/04/2021).

 

​Apel Kesetiaan kader ini bertempat di SMK Gajah Mada Banyuwangi yang dihadiri oleh 100 orang kader dari Kecamatan Banyuwangi dan 50 orang kader dari Kecamatan Kabat. Kegiatan ini berjalan dengan khidmat dengan mengingatkan kembali tujuan bergabung di NU.

 

​“Khidmah kita kepada para ulama dan kiai pendiri NU tak terkalahkan oleh siapa pun. Banser Ansor bukan TNI, bukan juga Polisi apalagi tukang parkir. Banser Ansor bukanlah Satpol PP dan Satpam. kita adalah pasukan NU," jelas Soegito.

 

​Selain itu, keluh kesah selama berjuang di NU seperti bagaimana membeli seragam, apa bekal untuk anak istri ketika mereka tinggalkan untuk bertugas, lelah fisik ketika melakukan pengamanan, operasi yustisi, tanggap bencana dan segala hal terkait bakti sosial dan kebangsaan. Tetapi jiwa mereka bahagia dan sejahtera karena bisa menjadi bagian dari orang-orang yang berjuang di ingatkan kembali dalam apel tersebut.

 

​“Cerita menyicil sepatu dan baju loreng pakaian kebesarannya sudah biasa kita dengar. Istri boleh cemberut dan ngomel karena tidak bawa pulang uang untuk memasak di dapur tetapi penentang-penentang Pancasila dan NKRI tak boleh nyaring menyuarakan khilafah," tambahnya.

 

​Soegito meyakinkan semua yang hadir di apel tersebut untuk tidak goyah atas bermunculannya istilah gila fenomena gila Ansor dan gila Banser.
 

Apel kesetiaan kader di lanjutkan dengan ziarah ke makam Kiai Muhammad saleh Lateng yang merupakan pendiri NU di Banyuwangi.

 

​“Apel kesetiaan pagi ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita ansor banser Banyuwangi sangat setia dan loyal dalam menjaga Pancasila dan NKRI. Biarkan orang lain mengatakan kita gila Ansor dan gila Ansor," pungkasnya.

 

Editor: Risma Savhira


Tapal Kuda Terbaru