• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Tapal Kuda

Lakpesdam NU Bondowoso Pertanyakan Proyek Milyaran Rupiah Ijen Geopark

Lakpesdam NU Bondowoso Pertanyakan Proyek Milyaran Rupiah Ijen Geopark
UNESCO sedang memantau perkembangan destinasi wisata Kawah Ijen. (Foto: NOJ/BPc)
UNESCO sedang memantau perkembangan destinasi wisata Kawah Ijen. (Foto: NOJ/BPc)

Bondowoso, NU Online Jatim

Bila tidak ada perubahan, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menyiapkan anggaran Rp 69,7 milliar untuk biaya pengembangan Ijen Geopark menuju UNESCO Global Geopark (UGG). Anggaran fantastis itu tidak semata dari dinas pariwisata, juga disebar kepada sekitar 10 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat dalam pengembangan.

 

Aliran dana besar bermuara di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sebesar Rp26,7 miliar dan Dinas Perkim (Permukiman) Rp21,4 miliar. Sementara dinas peristiwa sendiri kebagian Rp9 miliar. Kemudian Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Rp 6,9 miliar, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Rp 1,8 miliar.

 

Selanjutnya ada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan (DPMPTSP dan Naker) Rp1,6 miliar lebih, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Rp1,3 miliar lebih, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Rp588 juta, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB). Sementa Rp161 juta, dan dinas pertanian Rp50 juta.

 

Jumlah anggaran itu belum termasuk enam OPD yang belum dihitung. Sehingga anggaran untuk pengembangan Ijen Geopark diprediksi menyentuh angka Rp 75 M lebih.

 

"Ya total bisa mencapai Rp75 miliar lah. PUPR itu besar, untuk infrastruktur dan rehabilitasi di akses masuk atau kawasan Ijen Geopark," jelas Ketua Komisi III DPRD Bondowoso, Sutriyono, beberapa pekan lalu.

 

Besarnya anggaran tersebut disorot Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama atau Lakpesdam NU Bondowoso, Miftahul Huda. Menurutnya, alokasi anggaran untuk proyek Ijen Geopark terlalu besar, mengingat pemerintah masih dihadapkan dengan pandemi, ekonomi masyarakat melemah akibat berbagai pembatasan aktivitas yang dilakukan.

 

Selain itu, multiplier effect yang dihasilkan tidak akan sebanding dengan biaya besar yang dikeluarkan. Sejak dulu PAD dari sektor wisata selalu kecil. Apalagi pandemi Covid-19 tidak bisa ditebak kapan akan berakhir. Semua destinasi wisata tidak bisa beroperasi secara optimal.

 

"Mengambil prioritas Ijen Geopark yang anggarannya hampir sepertiga dari APBD merupakan kebijakan yang kurang tepat, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang," kata Miftah, Senin (4/1/2020).

 

Miftah menilai, meski beberapa destinasi wisata Bondowoso ditetapkan sebagai kawasan Ijen Geopark UNESCO Global Geopark, justru akan lebih menguntungkan Banyuwangi. Karena mayoritas wisatawan akan memilih long of stay (lama tinggal) di Banyuwangi ketimbang di Bondowoso. Meski yang akan dikunjungi termasuk juga wisata Bondowoso seperti kawah Ijen, kawah wurung, hingga pemandian air hangat.

 

"Jika nanti disetujui oleh UNESCO, justru hasilnya akan banyak dinikmati oleh Banyuwangi. Karena gerbang wisatanya ada di sana, jalur darat mereka punya kereta, pelabuhan, bahkan sudah ada bandara,” jelas mantan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bondowoso tersebut.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru