• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Rehat

Lambaian Tangan Gus Dur Antarkan Banser Ini Jadi Lurah di Jombang

Lambaian Tangan Gus Dur Antarkan Banser Ini Jadi Lurah di Jombang
M Iskandar Arif bersama istri sebelum pelantikan sebagai kepala desa di Pendopo kabupaten Jombang. (Foto: NOJ/istimewa)
M Iskandar Arif bersama istri sebelum pelantikan sebagai kepala desa di Pendopo kabupaten Jombang. (Foto: NOJ/istimewa)

Jombang, NU Online Jatim

Sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang kelahirannya diperingati pada Senin (7/9/2020) adalah pribadi istimewa. Sejumlah peristiwa penting di negeri ini bahkan di belahan dunia juga tidak sepi dari kiprah putra almaghfurlah KH Wahid Hasyim tersebut.

Salah seorang –di antara banyak tokoh- yang terinspirasi sosok cucu Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy’ari itu adalah Kepala Desa Mojongapit, Kota Jombang, M Iskandar Arif.

 

Lurah Krisna (sapaan akrabnya) bercerita bahwa keinginan menjadi kepala desa sebenarnya tidak pernah ada. Namun karena sudah takdir, akhirnya suratan tersebut diterimanya dengan penuh tanggung jawab. 

 

Bahwa pernah dua tahun lalu, seorang warga memanggilnya Pak Lurah. Padahal hajatan suksesi masih lama dan dirinya juga tidak berhasrat ke arah sana. Karena untuk menjadi lurah, harus memiliki banyak persyaratan.

 

“Yang jelas, saya tidak memiliki modal keuangan yang cukup,” akunya. Bersaing dengan incumbent adalah sesuatu yang akan sulit. Namun segalanya dianggap sebagai tantangan yang harus dibuktikan bahwa perubahan hendaknya terjadi, lanjut suami dari Dian Nirmalasari tersebut.

 

Namun karena dorongan dari berbagai kalangan, akhirnya tekad untuk maju dilakoninya. Bantuan ternyata datang dari berbagai kalangan. Ada yang menyediakan paket sembilan bahan pokok atau Sembako jelang pemilihan yang diatasnamakan dirinya. Padahal dia tidak pernah mengeluarkan hal seperti itu dari kantongnya sendiri.

 

Yang juga memberikan semangat adalah bahwa suatu ketika almaghfurlah Gus Dur berkunjung ke salah seorang tokoh di sebelah rumahnya di kawasan Mojongapit. Dan entah bagaimana ceritanya, Gus Dur terlihat melambaikan tangan kepada dia.

 

“Apa karena beliau tahu kalau saya adalah termasuk pasukan inti Banser yang datang ke Jakarta sebelum Gus Dur dilengserkan?” sergah ayah dari M Krisna Ibnu Athoillah tersebut.

 

‘Restu’ juga didapat dari tetangga yang mengatakan bahwa dalam mimpinya Lurah Krisna berdampingan dengan Gus Dur. Hal tersebut sebelum hajatan pemilihan kepala desa digelar.  “Tapi itu cerita tetangga saya yang saya dengar langsung. Apakah benar atau tidak, saya kurang tahu,” ungkapnya.

 

Di luar itu semua, kepercayaan warga akan dibayarnya dengan memegang amanah. Satu demi satu pembangunan dan pemberdayaan warga dilakukan. Dana desa, kedekatan dengan sejumlah pihak akan dioptimalkan untuk membantu warga yang kebanyakan adalah kalangan kurang mampu.

 

“Pemberian keterampilan kepada anak muda akan juga dilakukan dengan menggandeng berbagai dinas dan kalangan yang memang memiliki kepekaan terhadap hal tersebut,” akunya. 

 

Yang juga tidak akan pernah ditinggalkan adalah jamaah keagamaan dan sosial yang sudah ada dan menjadi ciri khas kawasan setempat. Karena meskipun berada di kawasan kota, kegemaran warga untuk berkumpul dan hadir pada acara keagamaan demikian tinggi. Karena itu, dirinya telah memiliki rencana untuk memberdayakan jamaah yang ada agar lebih produktif. Bukan semata kumpul, tapi ada manfaat yang bisa diraih.

 

Bagi Lurah Krisna, tempaan sejak muda di jamiyah akan terus dibawanya saat mengemban amanah. Baginya, pengalaman sejak muda sangatlah bermakna dan bisa dipetik saat ini.  “Doakan saya bisa amanah dan tidak lupa diri dengan terus bergaul dan mendengar keluhan warga,” tegasnya.
 

Kader sejak Muda dan Gemar Wirausaha

M Iskandar Arif sejak remaja sudah aktif di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU. Kegandrungan ini diawali dengan menjadi anggota Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Mojoangapit yang kemudian berlanjut sebagai pembina. Berikutnya juga aktif di Satkorkel atau Satuan Koordinasi Kelompok di tingkatan Pimpinan Ranting Banser yang dilanjut dengan Satuan Koordinasi Rayon atau Satkoryon Banser Jombang Kota.

 

Seluruh proses yang ada dilalui dengan tanpa memikirkan apa, termasuk saat ini yang dipercaya sebagai Kepala Desa Mojongapit untuk periode 2019-2025. Seluruh tahapan diikuti dengan menjaga khidmah karena memang gemar mengikuti kegiatan sosial.  “Sejak awal saya memang suka kegiatan sosial, termasuk sebelum menjadi kepala desa,” katanya.

 

Di samping gemar kegiatan kemasyarakatan, pria kelahiran Jombang, 11 Agustus 1977 ini juga memiliki rekam jejak usaha yang beragam. Dari mulai pedagang keliling, membuka usaha konter Hp, penjual baju, warung kopi, dan makanan siap saji yang digeluti hingga kini. Dirinya kemudian menyebutkan usaha lain yang digeluti di kediamannya saat ini. Seperti menerima transfer dan pengambilan uang atau bank mini. Menyediakan pulsa listrik dan sejenisnya. Jual beli gawai dan perlengkapannya juga cukup lama dilakoni. Hal tersebut membuat gerai yang ada di depan rumahnya sering berubah penampilan.

 

“Disesuaikan dengan dagangan yang sedang saya tekuni saat itu,” kenangnya.  Bahkan pria yang pernah kuliah di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang tersebut ikut membuka usaha warung nasi dengan orang lain di luar Jawa. Dan pengalaman itu juga yang akhirnya mengantarkan untuk menekuni bisnis kuliner yakni warung kopi (warkop) dan makanan cepat saji hingga kini.

 

“Alhamdulillah dengan banyak pengalaman hidup, saya bisa menghidupi keluarga dari jerih payah sendiri dan tentu saja tidak bergantung kepada orang lain,” ungkapnya.

 

Saat ini, sejak jam 8 pagi hingga 3 sore, dirinya ada di balai desa melayani kebutuhan administrasi warga dan menerima serta menawarkan solusi atas keluhan masyarakat. Sedangkan usaha warung kopi dan makanan siap saji dipercayakan kepada karyawan yang bisa melayani tanpa harus mengganggu pengabdiannya melayani warga.

 

Dan bila ada acara Ansor maupun Banser yang biasanya digelar malam hari, dirinya juga akan datang. “Kegiatan Ansor dan Banser serta NU sudah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi saya,” tegasnya.  


Editor:

Rehat Terbaru