• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

LAZISNU di Sumenep Segera Rehab Rumah Warga Tak Layak Huni

LAZISNU di Sumenep Segera Rehab Rumah Warga Tak Layak Huni
Rapat persiapan rahab rumah warga oleh LAZISNU Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)
Rapat persiapan rahab rumah warga oleh LAZISNU Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Berdasarkan hasil konferensi tahun lalu, Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadakah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Memulai langkahnya untuk merehab rumah Sahawi di Dusun Ketapang, Desa Jaddung, Pragaan. 

 

Kali ini NU-Care LAZISNU didampingi oleh Ketua MWCNU Pragaan beserta pengurus hariannya mendatangi kediaman Kiai Sahawi. Hal tersebut untuk membicarakan rencana program unggulan yang diamanatkan konferensi, Selasa (14/7). 

 

KH Ahmad Junaidi Mu'arif mengenalkan struktur kepengurusan kepada keluarga Kiai Sahawi yang kebetulan dihadiri oleh kepala tukangnya yakni Maskuri.

 

Kiai Junaidi yang juga Ketua MWCNU Pragaan menjelaskan bahwa NU bukan hanya mengurusi kegiatan diniyah seperti tahlilan, manaqiban, shalawatan, dan lainnya.

 

"NU hadir ke tengah masyarakat sebagai organisasi sosial kemasyarakatan," ungkapnya. Tak sampai di situ, beberapa tahun yang lalu pengurus pernah merehab puluhan rumah warga yang tak layak huni, lanjutnya. 

 

Tenaga pendidik di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jaddung tersebut mengutarakan bahwa saat melakukan safari ranting seperti di Desa Aeng Panas, Sentol Daya dan lainnya, ternyata ada pula rumah warga yang patut pula diperhatikan oleh segenap jajaran pengurus. 

 

"Di pekarangan rumah ini terdapat yatim, 2 janda tua, dan kakek tua yang sudah tidak bisa beraktivitas lagi. Inilah alasan kami mengajak pengurus datang ke lokasi ini dan merehab rumahnya," ujarnya sambil mengelus dada. 

 

Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk tersebut menegaskan kepada tuan rumah beserta kerabatnya bahwa NU bukan organisasi keuangan, tetapi orientasinya mengarah pada kegiatan diniyah dan ijtimaiyah. 

 

"Oleh karenanya, kepada Kiai Ashim yang Kiai Idris, Kiai Marzuq, dan Kiai Hadiri selaku tokoh di dusun ini ingin memberikan kejelasan bahwa sebenarnya NU tidak memiliki uang," urainya. 

 

Dirinya melanjutkan, NU menggerakkan Nahdliyin atau warga NU untuk mendermakan tenaga, pikiran, dan harta untuk orang yang akan dibantu.

 

"Alhamdulillah, berkat gerakan yang kami lakukan bisa menggerakkan beberapa jajaran pengurus syuriyah dan tanfidziyah seperti Kiai A Mubarok Yasin menyumbangkan 4 pohon siwalan untuk dijadikan bahan bangunan," kisahnya.

 

Jalannya Musyawarah Rehap Rumah
Kiai A Subairi Karim selaku pimpinan sidang menegaskan kepada pihak kerabat Kiai Sahawi bahwasanya NU datang ke sini tidak membawa uang tetapi semangat dan keinginan besar untuk bersama merehab rumah tersebut. 

 

Wakil Ketua MWCNU Pragaan ini menjelaskan bahwa dari dulu NU-Care LAZISNU di setiap daerah tidak membawa uang. Karena jika diukur secara materi tidak akan cukup menyempurnakan rumah Kiai Sahawi seluruhnya. Namun jika dipikirkan bersama untuk membantunya. 

 

"Kami tidak akan menyempurnakan rumah seratus persen secara total, seperti dikeramik dan lainnya. Tetapi kami akan melayakkan rumah yang awalnya tidak layak menjadi layak huni," tegasnya.

 

Pembina NU-Care LAZISNU Pragaan tersebut menguraikan bahwa kali ini lembaganya mendorong kekurangan yang harus dilengkapi sehingga melalui gerakan stimulan dari jajaran syuriyah dan tanfidziyah, termasuk lembaga, ranting, badan otonom NU. 

 

"Saat ini LAZISNU Pragaan membuat gerakannya semen, bukan untuk kediaman Kiai Sahawi saja. Melainkan sudah banyak warga NU yang mendaftar kepada kami seperti Ranting NU Aeng Panas, Karduluk, dan Aeng Panas," imbuhnya. Semakin banyak membantu dan bergotong royong, maka semakin terealisasi mimpi para masyaikh, lanjutnya.

 

Kiai muda alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk tersebut mengharap kepada pengurus harian, lembaga, ranting, Banom NU, kerabat keluarga Kiai Sahawi, dan masyarakat atau tetangga untuk mendermakan harta, tenaga, dan pikirannya. 

 

"Apa yang kita miliki baik berupa material, tenaga dan lainnya wajib kita salurkan lewat NU-Care LAZISNU," pintanya. Dan inilah tujuan kami mempertemukan pengurus MWCNU Pragaan dengan tuan rumah beserta kepala tukang serta tetangga sekitar.

 

Selanjutnya, ia melanjutkan bahwa apa yang menjadi kendala dan kekurangan yang pengurus MWCNU berikan bisa dimusyawarahkan pada hari ini secara terbuka tanpa ditutup-tutupi.

 

Maskuri mengutarakan bahwa apa yang diberikan sudah cukup, seperti semen, kayu ukuran besar-kecil, batu dan pasir. Tetapi ada beberapa kekurangan yang harus di bicarakan. 

 

"Kami butuh batu bata 1 truk, pasir masih kurang pula, paku dari ukuran kecil-besar sudah cukup, kayu reng kurang 4 bindel," urai kepala tukang.

 

Tak sampai di situ, genteng yang rusak setelah rumah dirobohkan butuh gantinya, genteng bubung juga, semen masih kurang 8 sak lagi, dan ongkos tukang Rp. 60.000 dan kebutuhan lain dalam sehari. 

 

Kiai Ashim selaku kerabat menambahkan bahwa tuan rumah hanya siap menyediakan beras dan tahu selama 10 hari. 

 

"Yang kami butuhkan adalah kekompakan tim saat merobohkan rumah dan finishingnya. Tak lupa juga kepada masyarakat untuk sama-sama bergotong royong membantu program MWCNU Pragaan," harapnya. 

 

Kiai Muhris Baharun juga mengajak kepada seluruh masyarakat terutama donatur untuk bersama peduli kepada warga yang kurang mampu dengan merehab rumah yang tidak layak huni. 

 

Kepedulian bisa berupa uang tunai, bahan material bangunan, tenaga untuk keperluan realisasi program. Oleh karenanya, jika ada donatur yang ingin mendonasikan sebagai harta dan tenaganya, segera menghubungi 085231453545.

 

 

Kontributor: Firdausi
 


Editor:

Madura Terbaru