• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

LPBINU Lumajang Bahas Potensi Tsunami di Pesisir Selatan

LPBINU Lumajang Bahas Potensi Tsunami di Pesisir Selatan
Beberapa Dialog terukur atau focus group discussion (FGD) di Jambore FPRB Jatim. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif).
Beberapa Dialog terukur atau focus group discussion (FGD) di Jambore FPRB Jatim. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif).

Lumajang, NU Online Jatim

Kabupaten Lumajang yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia di sebelah selatan menjadikannya memiliki banyak destinasi wisata pantai. Namun hal itu juga menjadikan Lumajang termasuk salah satu wilayah yang berpotensi menjadi lokasi terjadinya bencana gempa dan tsunami.

 

Hal itulah yang menjadi salah satu poin pembahasan utama di acara Rapat Kordinasi Teknis (Rakornis) Jambore Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur yang diikuti Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Lumajang pada Jum'at (17/09/2021) hingga Sabtu, (19/09/2021) di bumi perkemahan Obis Camp Trawas Mojokerto.

 

M Ridwan Ketua LPBINU Lumajang menuturkan, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) kabupaten/kota se-Jatim serta komunitas dan Ormas yang tergabung di FPRB Jatim melakukan diskusi terukur untuk mencari solusi dalam meminimalisir korban bencana.

 

"Ada dua poin penting yang menjadi bahasan di sana. Di antaranya tentang kesiap siagaan menghadapi potensi bencana, khususnya ancaman potensi bencana gempa dan tsunami di pesisir selatan Jatim yang meliputi 8 kabupaten di antaranya adalah Lumajang. Dan juga mencari solusi bersama secara ideal penanganan Covid-19 di wilayah Jatim," ungkap Ridwan saat dihubungi pada Sabtu, (19/09/2021).

 

Sementara itu, Mukhlason Amin utusan LPBINU Lumajang yang mendapat penghargaan sebagai peserta paling aktif menambahkan, upaya untuk mengurangi risiko bencana perlu dikuatkan. Baik secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

 

"Ada beberapa rekomendasi yang akan disampaikan kepada BPBD nantinya,  termasuk mengenai mitigasi pengurangan risiko bencana dan alarm pengingat tsunami seperti di Jepang," imbuh Muhklason yang juga Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Lumajang ini.

 

Lebih lanjut ia berharap di Lumajang nanti juga bisa dibentuk FPRB yang menjadi wadah bersama dalam mengurangi dampak dan resiko bencana Alam.

 

 

"Ke depan LPBINU Lumajang akan berkoordinasi dengan BPBD setempat agar segera dibentuk FPRB di Lumajang," pungkasnya.

 

Penulis: Sufyan Arif

Editor: Romza


Editor:

Tapal Kuda Terbaru