Mojokerto, NU Online Jatim
Kebutuhan terhadap tabung oksigen di Jawa Timur terus meningkat. Akibatnya, terjadi keterbatasan oksigen di beberapa rumah sakit, termasuk di Wilayah Kabupaten maupun Kota Mojokerto. Hal ini yang menggerakkan Lembaga Penanggulangan Bencana Indonesia Nahdlatul Ulama (LPBINU) Mojokerto dan Welirang Community memasok oksigen kepada warga.
Ketua LPBINU Kabupaten Mojokerto, Saiful Anam mengatakan, untuk mengantisipasi keterbatasan oksigen, pihaknya menyediakan tabung oksigen gratis. Saat ini tabung oksigen yang tersedia sebanyak 9 tabung, dengan rincian 8 tabung oksigen ukuran satu meter kubik, dan satu tabung oksigen ukuran 6 meter kubik.
“Tabung oksigen tersebut kami beli dan sebagian juga pinjam. Tabung tersebut sedikitnya telah digunakan sejak dua pekan terakhir,” ujarnya, Senin (15/08/2021).
Menurutnya, siapapun yang membutuhkan akan langsung dibantu. Tabung oksigen tersebut bisa diantar, atau dijemput ke basecamp di kawasan Pacet. Hingga saat ini, sedikitnya puluhan warga memanfaatkan jasa yang digerakkannya tersebut.
Namun demikian, tingginya permintaan yang tidak berbanding lurus dengan ketersediaan tabung oksigen membuat pihaknya kadangkala terpaksa menolak 5-8 permintaan dalam sehari.
“Karena tabung oksigen sedang dipakai, terpaksa permintaan dari warga kami tolak dan usulkan ke pihak lain. Ya, mau bagaimana lagi. Mau nambah stok juga kesulitan,” terang Saiful.
Tidak hanya bergerak di bantuan tabung oksigen gratis, LPBINU Mojokerto dan Welirang Community juga menyediakan dua ambulans hingga memberikan bantuan bahan pokok terhadap warga.
Ambulans tersebut, lanjut Saiful, murni untuk aksi kemanusiaan sehingga para relawan tidak memasang tarif sewa. Warga yang membutuhkan pertolongan caranya cukup mudah, yakni dengan menghubungi kontak WhatsApp 0858-5225-4977, kemudian menunjukkan nama dan alamat pasien.
"Secara teknis masyarakat tinggal telepon kita, kalau memang yang dibutuhkan tersedia, langsung kita berikan. Namun, kami mengimbau jika alat tersebut hanya untuk jaga-jaga, ya jangan dulu lah. Karena masih banyak yang lebih membutuhkan," tandasnya.
Editor: A Habiburrahman
