• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Ma’had Aly Mambaul Ma’arif Denanyar Kantongi Izin Operasional

Ma’had Aly Mambaul Ma’arif Denanyar Kantongi Izin Operasional
Pimpinan Ma'had Aly Mambaul Ma'arif Denanyar sebelum menerima izin operasional dari Kemenang RI. (Foto: NOJ/istimewa)
Pimpinan Ma'had Aly Mambaul Ma'arif Denanyar sebelum menerima izin operasional dari Kemenang RI. (Foto: NOJ/istimewa)

Jombang, NU Online Jombang

Kementerian Agama RI akhirnya mengeluarkan izin operasional kepada delapan ma’had aly baru. Salah satunya adalah yang dikelola Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang, dengan takhassus atau konsentrasi fikh dan ushul fiqh.

 

Menurut Mudir Ma'had Aly Mamba'ul Ma'arif, Kiai Abdur Rosyid merasa plong karena izin tersebut akhirnya keluar beberapa hari lalu. Izin tersebut bersamaan dengan 8 Ma'had Aly baru lain. Dijelaskan bahwa keberadaan ma’had aly di Mamba'ul Ma'arif sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam di bawah naungan yayasan setempat. 

 

"Kita mengambil jurusan fikih dan ushul fikih dengan takhassus fikih siyasi (politik). Karena sejak berdirinya hingga saat ini tidak lepas dari kiprah politik praktis maupun non-praktis sebagaimana yang dicontohkan oleh KH Bisri Syansuri," katanya sebagaimana dikutip NU Online Jombang, Senin (7/9/2020). 

 

Kiai muda yang akrab disapa Gus Iid ini menjelaskan, di Jombang ada dua ma'had aly yang sudah resmi. Pertama yaitu Ma'had Aly Hasyim Asy'ari yang fokus hadits, dan kedua Ma'had Aly Tarbiyatunnasyiin yang fokus kajian tasawuf.

 

Denanyar memilih fikih siyasi selain karena ingin berbeda dengan ma'had aly lainnya juga karena termotivasi KH Bisri yang dulu pernah mempengaruhi tentang undang-undang pernikahan. 

 

Terlebih lagi penguasaan turast (kitab kuning) yang memuat hukum Islam sampai saat ini masih penting dirawat. Kemudian dilakukan studi komparasi dengan kitab-kitab áshriyah (modern) mengenai hukum Islam.

 

"Gabungan kitab kuning klasik dan kitab terbaru membuat mahasantri memiliki penguasaan yang komprehensif dan sanggup menghadapi tantangan zaman," imbuh alumni Monash University Australia ini.   

 

Gus Iid menambahkan, pihaknya sudah membuka pendaftaran mahasantri baru dan sejak 6 September 2020 mulai menjalani tes. Calon mahasantri yang mendaftar harus melewati beberapa tes. Meliputi baca tulis Arab, baca Al-Qur'an dan baca kitab Fathul Qarib.    

 

"Untuk saat ini Ma’had Aly Denanyar belum memberikan fasilitas full gratis mengikuti perkuliahan. Tetapi kami menawarkan beberapa format beasiswa bagi yang memenuhi syarat," ungkap kiai yang juga Wakil Ketua Pengurius Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang ini.

 

Gus Iid berharap ke depan Ma'had Aly Denanyar bisa menghasilkan lulusan yang dapat meneruskan studinya di kampus-kampus dalam maupun luar negeri dengan takhassus ilmu fikih. 

 

Oleh karenanya, ia menarget dalam empat tahun ke depan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk itu. Sebagai lulusan Australia, ia berencana membangun kerja sama dengan kampus di dalam dan luar negeri. 

 

"Lulusan kami diharapkan dapat melestarikan kitab kuning dan menggunakannya dalam partisipasinya di tingkat lokal, nasional maupun internasional," ujar Gus Iid. 

 

Alumni Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini menambahkan, kampus yang dipimpinnya memiliki beberapa keunggulan. Antara lain para pengajar yang terdiri dari para ulama yang pakar fikih, menteri, politikus berlatar belakang santri dan dibimbing langsung oleh keluarga besar KH Bisri Syansuri. 

 

Selain itu, gedung perkuliahan juga milik sendiri, mudah dijangkau kendaraan umum dan pribadi. Terpenting, Ma'had Aly Mamba'ul Ma'arif ditopang beberapa asrama di bawah naungan Pesantren Denanyar. 

 

"Ma'had aly adalah perguruan tinggi khas pesantren yang jauh dari pengaruh ideologi menyimpang dan sesat," tandas Gus Iid.

 

Editor: Ayun


Editor:

Matraman Terbaru