Pasuruan, NU Online Jatim
Gerakan Islam transnasional di Indonesia masih mengakar kuat. Dibuktikan dengan sejumlah organisasi yang visi dan misinya tidak lagi bertumpu pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Merespons hal tersebut, pada pengukuhan pengurus tahun ini, Pimpinan Wilayah (PW) Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Jawa Timur mengambil tema ‘Memahami dan Menyikapi Gerakan Islam Transnasional’. Hal tersebut didasari oleh maraknya kelompok-kelompok transnasional yang merusak ideologi bangsa.
“Kelompok Islam transnasional saat ini telah berkontribusi besar dalam gerakan bersenjata, aksi bom bunuh diri dan lain sebagainya. Tentu ini bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia,” kata M Ainul Mubarok, Ahad (10/01/2021).
Oleh karena itu, kader-kader PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur harus mampu merubah gerakan Islam transnasional agar selaras dengan Indonesia.
“Sudah seharusnya gerakan Islam transnasional merubah wajahnya menjadi Indonesia. Sehingga tidak sampai menabrak pilar NKRI dan pilar keragaman. Dengan kata lain, semua kelompok boleh mengekspresikan pendapatnya. Tapi tidak boleh melintasi garis merah, yakni mengotak-atik NKRI dan tradisi dan ritual muslim nusantara,” ujar Koordinator Seni dan Budaya Islam Nusantara PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur ini.
Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Barok ini mengungkapkan bahwa berkembangnya majelis-majelis taklim di daerah juga menjadi perhatian khusus bagi PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur.
“Saat ini banyak sekali muncul berbagai majelis taklim yang belum tentu NU, namun sangat digandrungi oleh kaum pemuda,” terangnya.
Maka, dirinya mengajak warga NU khususnya kader Ansor untuk saling bahu-membahu mengawal hal tersebut.
“Sekali lagi, PW MDS Rijalul Ansor harus selalu bersinergi dalam menjaga ahlussunnah wal jama’ah an nahdliyah,” pungkasnya.
