• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 17 April 2024

Tapal Kuda

Melihat dari Dekat ‘Pondok Kandang’ di Kawasan Banyuwangi

Melihat dari Dekat ‘Pondok Kandang’ di Kawasan Banyuwangi
Suasana mengaji dasar Al-Qur'an di 'pondok kandang'. (Foto: NOJ/TI)
Suasana mengaji dasar Al-Qur'an di 'pondok kandang'. (Foto: NOJ/TI)

Banyuwangi, NU Online Jatim

Umumnya pesantren ‘bersaing’ menyiapkan bangunan gedung dengan fasilitas yang memadai bagi santri. Bahkan ada sebagian yang jumlah tempat tidunya terbatas dan berpengejuk ruangan. Kondisi ini berbeda saat berkunjung ke Pondok Ngaji Jabar Nur. Lokasinya di Dusun Papring, Desa Kalipuro, Kecamatan Kalipuro. Berjarak 30 menit atau sekitar 13 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. 

 

Yang membedakan adalah di pesantren ini ada bangunan mirip sebuah kandang. Meskipun memiliki geografis di pelosok desa, pesantren dinaungi oleh belasan pendidik lulusan sarjana. Di pondok kandang ini, terdapat 4 kelas ngaji. Masing-masing dibedakan sesuai tahapan pembelajaran tiap santri.

 

Berdiri di bawah rindang pepohonan, terdapat 3 bangunan yang terbuat dari bambu dengan sebuah mushala kecil. Di sekitar pondok, juga terdapat kandang sapi. Bangunan dari bambu yang mirip sebuah kandang tersebut berukuran sekitar 4x3 meter.

 

Disangga dengan 4 buah tiang kayu, dengan tinggi lantai 1 meter di atas tanah.  Terdapat sebuah anak tangga yang dipasang untuk menaiki pondok kandang tersebut. Setiap sore, kurang lebih sebanyak 90 santri mengikuti kelas ngaji di pondok kandang tersebut.

 

Meski pelosok, namun juga banyak diminati oleh santri dari luar desa. Bukan karena mewahnya bangunan, namun keberadaan 12 guru ngaji lulusan sarjana di pondok itulah yang membuat para orang tua memilih tempat tersebut.

 

"Kita punya 12 guru ngaji. Ada 5 guru laki-laki dan 7 perempuan. Semuanya sarjana," kata Nur Shoheh, pengasuh pondok ngaji, Senin (13/7).

 

Diakui Ustadz Shoheh, karena faktor keterbatasan maka pondok ngaji ini didirikan sesederhana mungkin. Dengan menggunakan bambu dan kayu, dirinya membangun tempat untuk digunakan sebagai tempat anak-anak menuntut ilmu.

 

"Intinya anak-anak ini tidak kepanasan dan kehujanan. Meski sederhana seperti ini, yang penting proses pembelajaran sudah kita berikan semaksimal mungkin. Walaupun dari segi tempat masih jauh dari kata pantas, tapi setidaknya bisa digunakan," sergahnya.

 

Seiring berjalannya waktu, Ustadz Shoheh berkeinginan untuk melakukan perbaikan pondok kandang tersebut. Setidaknya, bangunan pondok nantinya terbuat dari kayu. Sehingga umur bangunan sedikit lebih lama dan memiliki ketahanan yang lebih kokoh.

 

Tidak hanya mengajarkan ngaji saja, yayasan Jabal Nur ini juga menampung anak yatim piatu. Kurang lebih sebanyak 40 anak yatim telah ditampung di yayasan tersebut. Bahkan, pihak yayasan juga memberikan tanggungan untuk biaya sekolah atau keperluan ngaji para anak yatim tersebut.

 

"Kalau ada anak yatim piatu yang ingin tinggal, ya kita akan sediakan tempat di sini. Bagi pihak orang tua yang merasa kesulitan dengan biaya bisa berkomunikasi, nanti kita bisa bantu-bantu," katanya.

 

Pondok ngaji Jabal Nur ini sudah sekitar 1 tahun didirikan. Meskipun demikian, pondok mirip kandang tersebut tidak pernah sepi dari aktivitas keagamaan. 

 

Diolah dari: https://www.timesjatim.com/berita/136866/uniknya-jabal-nur-papring-pondok-ngaji-berbentuk-kandang-di-banyuwangi


Editor:

Tapal Kuda Terbaru