• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Menag RI Minta Usut Penghina NU dan Habib Lutfi di Pasuruan

Menag RI Minta Usut Penghina NU dan Habib Lutfi di Pasuruan
Menteri Agama H Fachrul Razi berharap kasus penghinaan di Rembang, Pasuruan segera dituntaskan. (Foto: NOJ/LGi)
Menteri Agama H Fachrul Razi berharap kasus penghinaan di Rembang, Pasuruan segera dituntaskan. (Foto: NOJ/LGi)

 Surabaya, NU Online Jatim

Menteri Agama H Fachrul Razi sudah meminta jajarannya agar menindaklanjuti terkait adanya laporan penghinaan kepada Nahdlatul Ulama dan Habib Luthfi. Diduga hal tersebut dilakukan oleh akun media sosial salah seorang guru di sebuah yayasan lembaga pendidikan Islam di Rembang, Pasuruan.

 

Yayasan tersebut diduga menjadi tempat penyebaran ideologi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang keberadaannya sudah dilarang oleh pemerintah.

 

"Aparat kami di Kanwil Jatim dan Kankemenag Pasuruan telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini sesuai ketentuan," kata Fachrul dalam siaran pers, Sabtu (22/8).

 

Fahrul juga mengapresiasi terkait langkah Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Bangil yang membuat klarifikasi lantaran adanya dugaan penghinaan tersebut. Hal itu bertujuan untuk menjaga kerukunan dan mengawal komitmen kebangsaan, dengan tetap berpegang pada koridor hukum.

 

"Ini tentu contoh yang baik. Kalau ada pelanggaran dan penyimpangan, memang seyogianya diserahkan pada proses hukum yang berlaku, hindari aksi kekerasan," kata Fachrul.

 

Sebab itu Fachrul mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dan tidak mengutarakan kebencian di media sosial. Apalagi kata Fachrul terkait isu keagamaan yang sangat sensitif.

 

"Setiap umat beragama harus memiliki komitmen kebangsaan atas dasar Pancasila dan UUD 1945 yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kesalehan dalam beragama tidak boleh dihadap-hadapkan dengan kesetiaan dalam bernegara," pungkasnya. 

 


Editor:

Metropolis Terbaru