• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Menelisik Masa Lalu Gempa Selatan Malang

Menelisik Masa Lalu Gempa Selatan Malang
Kerusakan akibat gempa bumi di kawasan Malang. (Foto: NOJ/M Rizki)
Kerusakan akibat gempa bumi di kawasan Malang. (Foto: NOJ/M Rizki)

Surabaya, NU Online Jatim

Gempa bumi yang melanda kawasan Malang dan hingga kini menelan korban meninggal 8 jiwa ternyata telah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Dan kondisi tersebut hendaknya menjadi perhatian dan kewaspadaan bersama.

 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi mengenai gempa bumi bermagnitudo 6,1 dengan kedalaman 60 kilometer di wilayah perairan Selatan Malang. Gempa ini yang kemudian disebut ‘Gempa Bumi Selatan Malang’ pada Sabtu (10/04/2021) siang.

 

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, episentrum Gempa Bumi Selatan Malang itu berdekatan dengan pusat gempa bumi merusak Jawa Timur pada masa lalu. Peristiwanya yakni pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972. Zona gempa bumi Selatan Malang tersebut memang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi dan dirasakan.

 

"Zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan,” ujar Daryono melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online Jatim, Sabtu (10/04/2021).

 

Adapun menurut Daryono, pengulangan gempa bumi yang terjadi di Selatan Malang tersebut sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai.

 

Di sisi lain, hal itu sekaligus menjadi bukti bahwa apa yang telah disampaikan para ahli gempa bumi adalah benar.

 

“Gempa Selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” jelas Daryono.

 

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, setidaknya telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dari Gempa Selatan Malang dengan kekuatan kecil dan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan.

 

Sementara itu, data yang telah dihimpun oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 20.00 WIB, didapatkan ada sebanyak 8 orang meninggal dunia, 2 luka berat dan 10 lainnya luka ringan atas peristiwa tersebut.

 

Selain itu, jumlah kerugian material yang tercatat merusakkan 344 rumah, sebuah pesantren, 11 sarana pendidikan, 6 sarana ibadah, 7 kantor pemerintahan dan satu rumah sakit.

 

Gempa bumi Selatan Malang juga berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

 

Respons NU Jatim

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ikut berbelasungkawa atas jatuhnya enam korban jiwa dan ternyata terus bertambah dalam peristiwa bencana alam gempa bumi.

 

PWNU Jatim sendiri sudah menerjunkan tim dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) untuk berkoordinasi dengan PCNU dan MWCNU setempat untuk membantu penanganan dampak bencana.

 

 

“PWNU turut berbelasungkawa atas korban luka dan meninggal akibat gempa dan longsor di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk Malang dan Lumajang. Semoga syahid,” kata Akhmad Muzakki.

 

Sekretaris PWNU Jatim tersebut mengajak masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan di tengah potensi bencana alam yang besar, khususnya ancaman badai dan gempa bumi.

 

“Mari tetap terjaga dan waspada. Hindari sebisa mungkin tempat tempat yang berada dalam potensi bencana alam itu,” harapnya.


Editor:

Metropolis Terbaru