• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tokoh

Mengenal Masa Kecil Almarhum KH Moh Hasan Saiful Islam Genggong

Mengenal Masa Kecil Almarhum KH Moh Hasan Saiful Islam Genggong
Almarhum KH Moh. Hasan Saiful Islam. (Foto: NOJ/jn)
Almarhum KH Moh. Hasan Saiful Islam. (Foto: NOJ/jn)

Probolinggo, NU Online Jatim

Suasana duka masih terasa menyelimuti Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Setelah wafatnya KH. Moh. Hasan Abdel Bar, pesantren ini kembali kehilangan sosok guru kharismatik yaitu almarhum KH Moh. Hasan Saiful Islam pada 17 Oktober lalu.

 

Atmosfer kehilangan yang begitu mendalam tidak hanya dirasakan oleh shohibul bait pesantren. Namun tangisan ribuan santri dan alumni mengiringi wafatnya beliau hingga ke pusara terakhir.

 

Kiai yang akrab disapa Nun Beng ini merupakan adik dari KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dan almarhum KH Moh. Hasan Abdel Bar. Dibalik sosoknya yang dikenal begitu kharismatik almarhum KH Moh. Hasan Saiful Islam merupakan sosok yang cinta ilmu. Hal ini disampaikan oleh putra beliau, Nun Hassan Ahsan Malik. Nun Alex, begitu beliau akrab disapa memaparkan masa kecil ayahnya. 


“Abuya adalah adik dari KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dan Alm. KH. Moh. Hasan Abdel Bar. Dan putra dari eyang kami, Ibu Nyai Hj Aisyah Multazamah,” ungkapnya.


Nun Beng dilahirkan pada 1 Agustus 1959 di Genggong. Saat masih belia, beliau memiliki julukan Nun Mu’tasim Billah atau mendapatkan julukan Nun Tobing. Nun Alex juga mengungkapkan bahwa masa kecil kiai yang dikenal ahli hadist tersebut menuntut ilmu hingga ke Makkah Al Mukarromah.


“Dulu, abuya mondok di Genggong. Sebuah kebiasaan keluarga kami, sebelum menuntut ilmu keluar, mondoknya di Genggong terlebih dahulu. Kemudian usia 8 tahun, melanjutkan mondok di Pondok Pesantren Lirboyo dan sempat berkuliah di Institut Agama Islam (IAI) Tribakti Lirboyo. Selepas itu, melanjutkan studi di Pondok Pesantren Sarang hingga tahun 1980. Di tahun 1980, abuya berangkat ke Tanah Suci, Makkah Al Mukarramah,” jelasnya.


Lebih lanjut, Nun Alex juga menyatakan bahwa sejak kecil, Nun Beng sering terlihat bersama dengan kedua kakaknya.

 

“Sejak masih kecil, Abuya sering bersama kakak-kakaknya. Seperti menunaikan sholat berjamaah dan makan bersama. Hingga ketika abah beliau, almarhum Al Arif Billah KH Hasan Saifourridzall masih hidup, seringkali diajak berpergian bersama,” pungkasnya.

 

Penulis: Anita

Editor: Risma Savhira


Tokoh Terbaru