Jember, NU Online Jatim
Sejak kurang lebih 3 bulan lalu, energi pemerintah dan masyarakat tersedot untuk menangani virus Corona. Ratusan triliun rupiah dikucurkan untuk mengatasi virus yang mengincar paru-paru manusia itu. Namun meskipun bangsa Indonesia fokus untuk menghalau penyebaran Corona dan menangani segala akibatnya, jangan sampai melengahkan masyarakat untuk mencegah penyebaran radikalisme.
“Keduanya sama-sama wajib dicegah, karena sama-sama berbahaya,” ujar tokoh NU Jember, Ustadz Muhammad Fachrur Rozi di kediamannya, Ajung, Jember, Kamis (18/6).
Menurut Ustadz Fachrur, kedua ‘makhluk’ tersebut sama-sama berbahaya bagi Indonesia. Virus Corona, katanya, selain bisa membunuh manusia, juga dapat meluluh-lantakkan perekonomian masyarakat. Sedangkan radikalisme tak kalah bahayanya. Ia bisa membuat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pecah berkeping-keping.
“Karena itu, meskipun kita fokus kepada Corona, gerakan radikal tetap harus kita pantau, dan kita halau karena dia juga sangat berbahaya,” terangnya.
Mantan Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember dua periode itu menegaskan bahwa radikalisme tak akan pernah mati karena ia adalah ideologi. Ideologi bersemayam di dalam hati. Sehingga meskipun wadahnya sudah diberangus misalnya, namun isinya tak akan pernah hilang.
“Karena itu, pemerintah dan kita semua tidak boleh lengah terhadap gerakan radikal,” ungkap Ustadz Fachrur yang juga Kepala Kemenag Lumajang itu.
Kontributor: Aryudi AR
Editor: Syaifullah