• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Tapal Kuda

Mustasyar NU Kraksaan: Pengurus Harus Siap Layani Umat

Mustasyar NU Kraksaan: Pengurus Harus Siap Layani Umat
Mustasyar PCNU Kota Kraksaan, Probolinggo H Hasan Aminuddin. (Foto: NOJ/GTr)
Mustasyar PCNU Kota Kraksaan, Probolinggo H Hasan Aminuddin. (Foto: NOJ/GTr)

Probolinggo, NU Online Jatim

Ada tugas mulia yang akan membedakan pengurus Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan. Yakni hendaknya menjadi pelayan dan membimbing umat.

 

Penegasan itu disampaikan H Hasan Aminuddin saat memberikan sambutan saat pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Ahad (8/11/2020).

 

Pada kegiatan yang berlangsung di halaman kantor PCNU Kota Kraksaan tersebut dihadiri beberapa tokoh penting, di antaranya Mustasyar NU setempat yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, H Hasan Aminuddin. Juga Kapolres Probolinggo, wakil bupati, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo.

 

“Menjadi pengurus NU berarti menyatakan diri siap untuk melayani dan membimbing umat. Oleh sebab itu, PCNU tidak boleh mengenal kata pamrih dalam berkhidmat,” kata Hasan Aminuddin.

 

Mantan Bupati Probolinggo dua periode tersebut juga mengingatkan sudah seharusnya pengurus yang dilantik meneladani kiprah KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah. Karena merupakan sosok ulama yang total dalam memperjuangkan NU.

 

“Bukan karena di sini ada orangnya, tapi ini memang kenyataan yang saya tahu sendiri, beliau (Kiai Mutawakkil, red) ini memang patut diteladani,” katanya.

 

Ia mengungkapkan, Kiai Mutawakkil tidak pernah mengambil bisyarah (ongkos) saat menghadiri acara NU. Baik di tingkat pengurus wilayah, pengurus cabang, majelis wakil cabang, bahkan hingga di tingkat ranting. Hal ini sudah sepatutnya diteladani sebagai bentuk pengabdian kepada NU.

 

“Kenapa saya tahu? Karena saya selalu menanyakan kepada tuan rumahnya, apakah kiai menerima? Ternyata jawabannya beliau selalu menolak, baik acaranya itu di Madura maupun di ujung Jawa Timur, di Pacitan,” katanya. Dan hal ini hendaknya juga dilakukan oleh pengurus yang dilantik, lanjutnya.

 

Sementara itu, Ketua PCNU Kota Kraksaan yakni KH Shihabuddin Sholeh mengatakan, pengabdian dan tanpoa pamrih memang sudah menjadi komitmen sedari awal. Bahkan memang sudah seharusnya hal tersebut dilakukan sejak awal demi kemajuan NU.

 

 “Memang seharusnya adalah kita yang memberikan terhadap NU, bukan justru mempertanyakan apa yang kita dapat dari NU,” pungkasnya.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru