• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

NU Gresik Apresiasi Akhlak Banser yang Sabar Saat Dipersekusi

NU Gresik Apresiasi Akhlak Banser yang Sabar Saat Dipersekusi
Barisan Ansor Serbaguna di Jember. (Foto: NU Online Jatim/ Aryudi AR)
Barisan Ansor Serbaguna di Jember. (Foto: NU Online Jatim/ Aryudi AR)

Gresik, NU Online Jatim
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik, merespons peristiwa yang menimpa anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jakarta beberapa waktu lalu. Namun demikian, sikap sabar dua anggota Banser yang tidak terprovokasi saat dipersekusi di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (10/12) menuai pujian.   

 

Wakil Sekretaris PCNU Gresik, Ahmad Syifaul Qulub saat melihat video yang berdurasi sekitar satu menit tersebut menyatakan salut kepada kedua Banser yang menunjukkan kedewasaan dalam menghadapi sikap arogansi pelaku persekusi yang berkata dengan kalimat kotor.   

 

Menurutnya, sikap kedua Banser itu menunjukkan karakteristik ajaran Islam sesungguhnya. Dimana ulama NU selama ini mengajarkan lemah lembut kepada siapa pun seperti yang dicontohkan Rasulullah meskipun dalam kondisi terdzalimi.   

 

“Perilaku dan akhlak yang baik adalah anjuran Nabi yang selalu ditekankan pada umatnya. Bahkan berbuat baik pada orang yang telah melakukan hal buruk sekalipun,” jelas Gus Afuk, sapaan akrabnya, Jumat (13/12).   

 

Dalam pandangannya, hal ini jelas sudah dicontohkan Nabi Muhammad SAW di zamannya.    

 

“Ketika ada seorang pemuda selalu melempari kotoran saat Rasulullah lewat, namun sikap Nabi tidak pernah membalas dengan keburukan. Justru sebaliknya, menjenguk saat mengetahui sang pemuda diberitakan sedang sakit,” urainya.   

 

Gus Afuk juga menyayangkan kata takbir yang diteriakkan pelaku persekusi yang menurutnya mendistorsikan bahkan sudah jelas menistakan kalimat tauhid. Hal tersebut tampak karena tidak mungkin kata sakral itu kemudian digunakan untuk melakukan persekusi apalagi terhadap sesama Muslim.   

 

“Wujud akhlak pada sikap, bukan hanya pada ucapan. Kalimat tauhid pun ketika digunakan untuk merusak, justru sangat menistakan kesucian kalima tauhid. Contoh ngebom dengan meneriakkan takbir. kan ya lucu?,” beber Gus Afuk.   

 

Selain itu, dia juga meminta kepada Banser untuk menahan diri agar tidak terprovokasi. Meski dirinya tahu ada pihak-pihak yang ingin mengkerdilkan peran NU untuk membentengi NKRI dari kaum radikalis.   

 

“Asal tidak berkaitan dengan prinsip. Misalnya tindakan ingin mengganti ideologi. Saya rasa Banser NU masih bisa tetap menahan diri,”pungkasnya.   

 

Sebagaimana diketahui, beredar video yang menayangkan seseorang tidak dikenal yang menghadang dua anggota Banser yang sedang mengendarai motor.   Pelaku menghardik dan meminta korban (dua anggota Banser) menunjukkan kartu identitas untuk mengetahui agamanya. Pelaku juga meminta korban untuk bertakbir sebagai bentuk identitas keislaman yang diyakini.   

 

Pelaku juga mengeluarkan kata-kata kasar. Pelaku juga membawa identitas etnis untuk menunjukkan superioritasnya, bahkan sempat mengancam korban.   Gus Afuk berharap agar tidak ada lagi kejadian seperti itu dengan mengimbau seluruh Banser agar menahan diri. Demikian pula para penegak hukum segera mengadili pelaku.    

 

"Semoga aparat kepolisian segera mengambil sikap tegas terhadap masalah itu. Kami yakin bahwa perlakuan pelaku memang sudah layak mendapatkan hukuman," tutup Gus Afuk.     

 

Kontributor: M Jauhari Utomo
Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru