• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

NU Jatim Desak Presiden Prancis Cabut Ucapan bahwa Islam Radikal

NU Jatim Desak Presiden Prancis Cabut Ucapan bahwa Islam Radikal
Katib PWNU Jatim, KH Syafrudin Syarif. (Foto: NOJ/Istimewa)
Katib PWNU Jatim, KH Syafrudin Syarif. (Foto: NOJ/Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Sejumlah negara di dunia masih dirundung pandemi Corona yang belum tahu kapan akan berakhir. Dalam suasana seperti itu sudah sepatutnya seluruh elemen saling bersinergi untuk menanggulangi peredaran virus. Dan pada saat yang sama juga menjaga suasana kondusif dengan menjauhi komentar yang memperkeruh keadaan.

 

Harapan itu disampaikan Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Syafrudin Syarif terkait pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Marcon. Yang bersangkutan menyatakan Islam sebagai agama radikal lantaran ada kalangan teroris yang membunuh guru. 

 

Dalam pandangan Kiai Syafrudin, apa yang disampaikan Marcon hanya akan memancing kemarahan umat Muslim di seluruh dunia. Solusinya, sudah seharusnya pernyataan tersebut dicabut.

 

"Jadi melalui forum ini saya berharap Presiden Prancis itu menyadari ucapannya dan bisa menghadapi dengan kepala dingin. Untuk itu (ucapannya) harus segera ditarik soal Islam itu agama teroris dan ekstrem. Karena itu akan memancing kemarahan seluruh dunia," katanya, Selasa (27/10/2020).

 

Dalam suasana dunia yang belum stabil akibat virus Corona, alumnus Pesantren Lirboyo Kediri tersebut berharap semua kalangan untuk menahan diri. Juga diupayakan mendukung suasana kondusif agar masyarakat tidak panik.

 

"Untuk itu kami sangat prihatin dan sangat menyesalkan (pernyataan) dari Presiden Prancis itu,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin Al-Islami Kota Probolinggo ini.

 

Menurut Kiai Syafrudin, dampak kemarahan dari pernyataan Macron saat ini sebenarnya sudah terasa dengan adanya pemboikotan produk Perancis di sejumlah negara Arab.

 

Secara khusus, Kiai Syafrudin juga sependapat dengan desakan agar Macron mencabut ucapannya. Demikian  pula upaya boikot yang dilakukan sejumlah negara Muslim.

 

“Saya lebih setuju daripada tindakan-tindakan lain yang dapat menimbulkan anarkisme maka diboikot saja. Dan itu dampaknya sangat terasa sekali," pungkasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru