• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

NU Online Jatim Tingkatkan Kemampuan Menulis Cepat Kontributor

NU Online Jatim Tingkatkan Kemampuan Menulis Cepat Kontributor
Tangkapan layar kelas menulis NU Online Jatim, Jumat (04/06/2021). (Foto: NOJ/ Mukhzamilah).
Tangkapan layar kelas menulis NU Online Jatim, Jumat (04/06/2021). (Foto: NOJ/ Mukhzamilah).

Sidoarjo, NU Online Jatim

Dalam rangka meningkatkan kualitas menulis cepat, para kontributor NU Online Jatim dibekali pengetahuan melalui ‘Kelas Menulis Cepat’. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual pada Jum'at (04/06/2021) siang. 

 

Narasumber dalam kegiatan ini yakni tiga Redaktur NU Online Jatim. Yaitu Romza, Redaktur Pelaksana serta dua redaktur lainnya Risma Savhira dan Nur Faishal. Tak ketinggalan Pemimpin Redaksi Syaifullah juga hadir memberikan sambutan serta motivasi kepada para kontributor NU Online Jatim. 

 

Dalam pemaparannya, Romza menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh para kontributor sebelum melakukan peliputan di lapangan. Yakni menyiapkan topik dan daftar pertanyaan yang akan disampaikan kepada narasumber. Selain itu, para kontributor juga dibekali teknik wawancara dan kiat menulis cepat.

 

"Dalam wawancara, tanyakan poin-poin penting yang sudah disiapkan sebelumnya berkaitan dengan topic yang ditentukan. Kemudian kembangkan pertanyaan dan pertajam jawaban dari narasumber," jelas Romza.

 

Sedangkan dalam teknik menulis cepat, ia memberikan tips sebelum menulis sebaiknya wartawan melakukan transkrip rekaman hasil wawancara. Selanjutnya, memilih materi hasil wawancara yang akan dijadikan angle (sudut pandang) berita.

 

"Rancang judul berita, apabila belum menemukan bisa ditinggal dulu, karena judul juga bisa dibuat setelah selesai menulis. Yang penting tentukan angle berita, kemudian tulis leadnya. Selanjutnya narasikan poin-poin penting hasil wawancara. Kemudian sambung dengan kutipan, serta buang kalimat yang tidak ada kaitannya dengan berita," ungkapnya.

 

Ia juga berpesan supaya kontributor membiasakan membaca ulang naskah berita yang telah ditulis untuk merevisi tulisan yang kurang tepat.


Pada kesempatan yang sama, Risma Savhira  menyajikan materi 'Perempuan Juga Bisa Menulis Cepat'. Kepada peserta, ia membagikan sejumlah pengalamannya dalam melakukan reposrtase. Di antaranya saat melakukan peliputan secara eksklusif.


"Wawancara eksklusif bisa saja mendatangkan sedikit kendala jika narasumbernya masyayikh laki-laki," ujarnya.


lebih lanjut Savhira menyampaikan, beberapa solusi yang bisa dilakukan adalah menjaga tingkah laku,  memperkenalkan diri,  dan berpakaian sopan.

 

Ketika melakukan wawancara doorstop, jurnalis perempuan bisa memposisikan diri dengan aman. Hal lain yang bisa disiasati oleh jurnalis perempuan ketika mengambil foto kegiatan, sebaiknya tidak di awal atau akhir acara.

 

"Jika Anda harus maju ke depan panggung untuk mengambil foto, ambillah foto ketika di tengah acara berlangsung, untuk mengurangi fokus perhatian hadirin. Foto yang diambil untuk keperluan jurnalistik sebaiknya memenuhi aturan protokol kesehatan," ujarnya.
 

Sementara Nur Faishal, mengingatkan peserta untuk menguatkan komitmennya menjadi kontributor NU Online Jatim."Seorang jurnalis perlu memperkuat komitmen untuk mengabdi pada Nahdlatul Ulama," ujar pria yang akrab disapa Ichong tersebut.

 

Ia menyarankan supaya wartawan memiliki jejaring narasumber supaya mudah saat hendak melakukan wawancara. Salah satu caranya bisa dengan mengoleksi nomor kontak narasumber untuk memperkuat jejaring.

 

"Belajar dari pengalaman yang sudah ada, kecakapan berkomunikasi dan insting jurnalisme akan sangat memerankan perihal yang penting," jelasnya.

 

Menurutnya, berada di dunia jurnalistik menuntut seseorang memiliki keahlian berkomunikasi dan kemampuan untuk menggali data.  Beberapa hal yang bisa dilakukan dengan cara observasi ke lapangan.

 

 

"Dalam wawancara dengan narasumber,  jurnalis perlu memahami konteks lingkungan dan perlu menjaga etika agar tidak terkesan menggurui narasumber," tandasnnya.

 

Penulis: Sutrisno Akbar dan Mukhzamilah

Editor: Romza


Editor:

Metropolis Terbaru