• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

NU Pragaan Sumenep Gelorakan Semangat Kader dengan Lomba Shalawat dan Mars

NU Pragaan Sumenep Gelorakan Semangat Kader dengan Lomba Shalawat dan Mars
Salah satu peserta unjuk kebolehan pada lomba yang digelar PAC Fatayat NU Pragaan, Sumenep. (Fot5o: NOJ/Firdausi)
Salah satu peserta unjuk kebolehan pada lomba yang digelar PAC Fatayat NU Pragaan, Sumenep. (Fot5o: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Dalam rangka Pekan Rajabiyah dan Hari Lahir ke-97 Nahdlatul Ulama, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep menggelar lomba shalawat an-Nahdliyah dan mars Syubbanul Wathan. Keberadaannya mampu memompa cinta dan membakar semangat perjuangan para kader dalam berkhidmat di NU.

 

Lomba shalawat an-Nahdliyah dan mars Syubbanul Wathan yang dipersembahkan oleh Pimpinan Anak Cabang Fatayat NU Pragaan berjalan meriah dan lancar. Acara dipusatkan  di halaman kantor MWCNU Pragaan, Sabtu (7/3).

 

Lomba tahunan ini mendapat apresiasi dari kalangan pelajar yang memiliki grup paduan suara. Mereka menyanyikan dengan aransemen lagu yang bebeda-beda dan dipimpin oleh dirigen atau choirmaster dengan memiliki 4 nada yang berbeda. Mulai dari sopran, alto, tenor dan bas yang disenandungkan di hadapan juri hadirian.

 

"Tujuan utama diselenggarakan lomba shalawat an-Nahdliyah tidak lain untuk menanamkan cinta kepada kader muda NU terhadap organisasi. Karena kandungan dari shalawat ini bebentuk doa. Bahkan shalawat yang diciptakan oleh almarhum KH Hasan Abdul Wafi lahir atas kecintaan terhadap NU," ujar Ny Hj Dina Kamelia.

 

Ketua PAC Fatayat NU Pragaan sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muqri Prenduan tersebut menegaskan bahwa mars Syubbanul Wathan yang diciptakan almarhum KH Abdul Wahab Chasbullah mampu membakar semangat perjuangan bangsa kala itu.

 

"Lagu ini memunculkan benih-benih cinta kepada tanah air dan menjadi energi positif bagi kader muda NU,” katanya. 

 

Sehingga perjuangan muassis tidak sekadar berhenti pada wacana, tetapi diimplementasikan pada sebuah harakah dan semangat nasionalis. Esensi lagu sakral ini, menjadi pemantik api semangat dalam dada kader maupun yang menyanyikan dan yang mendengarkannya. 

 

“Wajar lagu ini sering dijadikan pembuka di setiap acara ke-NU-an. Karena jika dinyanyikan secara bersama akan membangkitkan gelora perjuangan para mu'assis," ungkapnya.

 

Sebelum acara dimulai, Sri Mustika Ningsing selaku juri lomba dan Pengurus Cabang Fatayat NU Sumenep membacakan kriteria penilaian lomba, antara lain:

 

Intonasi atau kualitas nada, konsistensi tone, sound quality yakni power, keseimbangan, warna suara menyatu dengan dinamika. Juga fidelity to the score yakni nada dasar, birama, tempo, ketepatan nada, ofer all artistic impression berupa performance, penjiwaan, sehati-padu dan kompak.

 

Pengumuman sekaligus penyerahan hadiah berupa tropi dan uang pembinaan diberikan usai acara.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru