• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Madura

NU Sumenep, Kuatkan Ranting Hingga ke Kepulauan Raas

NU Sumenep, Kuatkan Ranting Hingga ke Kepulauan Raas
Bendera NU. (Foto: NOJ/senimannu)
Bendera NU. (Foto: NOJ/senimannu)

Sumenep, NU Online Jatim
Setelah menyapa pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU)
di daratan, kini Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep sapa pengurus MWCNU Kepulauan Raas. Acara dikemas dengan silaturahmi dan halaqah penguatan Ranting NU, Selasa (06/04/2021) di kantor setempat.

Kiai Abd Wasid yang mewakili dari pengurus harian PCNU Sumenep mengajak kepada seluruh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) untuk bersinergi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Bagaimana pun
mereka adalah pemangku atau orang yang memiliki kebijakan dalam urusan maslahatul ummah.

"Ajak Pemdes untuk terlibat di kegiatan kita. Jika tidak kita lakukan, maka mereka akan didekati oleh organisasi di luar NU. Inilah yang dicontohkan oleh muassis dalam menyeimbangkan politik kebangsaan," kata Wakil Ketua PCNU Sumenep itu.

Selain itu, ia mengimbau kepada pengurus MWCNU untuk membentuk tim dalam rangka penguatan ranting NU.

"Dalam satu tim, minimal 7 orang agar program ranting tetap berjalan seperti halnya di daratan. Perlu diketahui, saat ini PCNU membentuk tim penguatan ranting atau koordinator wilayah, yang mana saat ini kami bersama rombongan dipercayai untuk mendampingi MWCNU di seluruh kepulauan," terangnya saat mengawali sambutan.

Kiai muda yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumenep tersebut menjelaskan kriteria atau syarat khusus agar ranting NU dikatakan berdaya.

"Pertama, pengurusnya aktif di setiap kegiatan ke-NU-an. Kedua, memiliki kegiatan rutin 2 minggu 1 kali dan kegiatan insidental yang dilaksanakan 2 bulan 1 kali , seperti lailatul ijtima' dan kumpulan khusus. Anggotanya minimal 75 orang," urainya.

Kemudian yang ketiga, memiliki lembaga dan Badan Otonom (Banom) NU yang aktif.

"Sebenarnya seluruh kegiatan di tingkat MWCNU dan PRNU sudah dimakan habis oleh seluruh lembaga sebagai departemen NU. Pembentukan lembaga, harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan untuk Banom NU, disesuaikan dengan segmen umur dan profesinya," imbuhnya dai muda itu.

Pria yang saat ini menjabat sebagai pengurus Pimpinan Wilayah (PW) GP
Ansor Jawa Timur itu melanjutkan, kriteria keempat adalah memiliki papan nama yang diletakkan di pinggir jalan, tepatnya di jalan menuju ke kediaman ketua ranting NU.

"Kita harus percaya diri, jangan kalah sama organisasi lainnya yang percaya diri memasang papan nama di pinggir jalan raya," sergahnya.

Tak sampai di situ, yang kelima adalah menjalankan i'anah syahriyah demi mendukung program kerja yang dibentuk saat Rapat Kerja (Raker). Sedangkan yang terakhir yaitu membentuk Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PAR NU) jika internal kepengurusan solid dan program berjalan sesuai rencana.

"Mulai sekarang matangkan dan rencanakan. Tim yang sudah dibentuk harus turun ke lapangan untuk hadir di setiap kegiatan PRNU atau memberikan pendampingan," pungkasnya.

 

Editor: Rismq Savhira
 


Madura Terbaru