• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Pantas Pahlawan, Profesor A'la Ungkap 3 Kelebihan Syaikhona Kholil

Pantas Pahlawan, Profesor A'la Ungkap 3 Kelebihan Syaikhona Kholil
Prof. Abdul A'la memaparkan tentang kiprah Syaikhona Kholil Bangkalan di acara seminar 'Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan' di Surabaya, Sabtu (20/03/2021). (Foto: NOJ/NF)
Prof. Abdul A'la memaparkan tentang kiprah Syaikhona Kholil Bangkalan di acara seminar 'Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan' di Surabaya, Sabtu (20/03/2021). (Foto: NOJ/NF)

Surabaya, NU Online Jatim

Usulan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura,  kian santer disuarakan. Seminar tentang guru dari banyak ulama besar di Nusantara itu digelar oleh beberapa organisasi, termasuk beberapa partai politik. Di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, wacana mengajukan Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional juga mulai dibahas.

 

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Abdul A'la, mengungkapkan, ada tiga kelebihan dari Syaikhona Kholil yang tidak ditemukan pada ulama-ulama lain se zamannya. Pertama, kata A'la, adalah karakteristik keilmuan Syaikhona Kholil yang berbeda dengan karakteristik keilmuan ulama-ulama lain. 

 

"Dari karakteristik keilmuan beliau ini, Syaikhona Kholil mengembangkan strategi perjuangannya yang juga berbeda dengan orang lain, yang dalam derajat tertentu strateginya sangat jitu," kata A'la dalam seminar nasional 'Syaikhuna Kholil Guru Pahlawan' oleh Fraksi Nasdem MPR RI di Hotel Mercure Surabaya, Sabtu (20/032021). 

 

Strategi berbeda itulah yang mengecoh pandangan penjajah Belanda sehingga Syaikhona Kholil tak begitu banyak mengalami hambatan dalam berjuang. Karena itulah Syaikhona Kholil leluasa menyiapkan santri-santrinya untuk menjadi pejuang yang tangguh dalam memerangi penjajahan di Bumi Pertiwi.

 

“Sehingga Syaikhona Kholil tidak begitu dimusuhi walaupun pernah ditahan. Tidak begitu dimusuhi Belanda, tapi justru bagaimana mempersiapkan pejuang-pejuang yang andal, santrinya semuanya. Kakek saya dulu murid dari Syaikhona Kholil. Kakek saya, KH Abdullah Sajjad, yang meninggal karena ditembak Belanda,” kata A’la.

 

Guru Besar bidang Sosiologi Agama itu menambahkan, hal yang membedakan lainnya dari ulama-ulama lain ialah pengaruh Syaikhona Kholil yang sangat besar dan tetap dirasakan sampai sekarang. Bahkan, lanjut A’la, peneliti Barat menyebut Syaikhona Kholil dengan ‘Haji Kecil di Madura’ yang apabila seseorang belum pernah berziarah ke makamnya belum dikatakan sempurna predikat kemuslimannya.

 

Seminar yang digelar Fraksi Nasdem di MPR itu adalah bagian dari pengujian secara akademik sebagai syarat pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Hadir pula sebagai pemateri dalam kesempatan itu, peneliti sejumlah ulama, kiai, dan pesantren di Jawa Timur, Wasid Mansur, dan Ketua Tim Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Kholil.

 

Sebagai undagan kehormatan, hadir Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Miftachul Akhyar, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, perwakilan dari Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, dan dari ormas dan organisasi kepemudaan lainnya.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru