• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Pelajaran dari Kasus Penusukan Dai, Pentingnya Banser Jaga Ulama saat Berdakwah

Pelajaran dari Kasus Penusukan Dai, Pentingnya Banser Jaga Ulama saat Berdakwah
Sejumlah Banser saat menjaga ulama. (Istimewa)
Sejumlah Banser saat menjaga ulama. (Istimewa)

Jakarta, NU Online Jatim

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Agus Salim HS memberikan komentar atas kasus penusukan yang menimpa pendakwah Syekh Ali Jaber saat memberikan ceramah di Kota Bandar Lampung, Ahad (13/9).  

 

Dilansir dari NU Online, Kiai Agus berpendapat bahwa hal ini bagian dari ujian untuk para juru dakwah. “Ini merupakan ujian dari Allah untuk para juru dakwah,” kata Kiai Agus, saat ditemui di Pondok Pesantren Al-Istighotsah, Bulak Kapal, Kota Bekasi, pada Senin (14/9/2020).

 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa segala perbuatan yang berpotensi mencelakakan orang lain, termasuk kepada diri sendiri, apa pun motif dan tujuannya, sangat dilarang oleh agama. Karena itu, para juru dakwah saat ini harus waspada.

 

Tak hanya itu, Kiai Agus meminta kepada panitia penyelenggara kegiatan keagamaan untuk bertanggung jawab dalam menjaga dan menjamin keamanan pendakwah. Mulai dari rumah sampai ke lokasi acara, pendakwah harus benar-benar dikawal.

 

“Karena keamanan itu penting. Panitia harus bertanggung jawab dong. Orang jauh-jauh dipanggil suruh dakwah tiba-tiba secara mendadak diserang orang tidak dikenal yang masuk dan mencelakakan. Panitia harus tanggung jawab,” katanya.

 

Di samping itu, lanjutnya, aparat keamanan juga harus siap menjaga kelangsungan acara. Terutama para juru dakwah yang memang dalam ceramahnya menanamkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin dan wawasan kebangsaan.

 

“Syekh Ali Jaber ini banyak diapresiasi karena dianggap membantu pemerintah dalam soal syiar keagamaan yang rahmatan lil alamin. Maka, aparat juga harus selalu siap menjaga juru dakwah yang seperti ini,” kata Abi, demikian ia akrab disapa.

 

Ia menuturkan, hingga detik ini tidak ada yang mengetahui secara persis motif pelaku sampai melakukan penusukan kepada Syekh Ali Jaber. Terdapat banyak kemungkinan terkait motif pelaku itu.

 

“Barangkali karena pelaku menggeneralisasi bahwa pendakwah itu semuanya provokatif. Mungkin juga ada adu domba sehingga pelaku melakukan itu. Tapi apa pun itu, perbuatan pelaku tetap tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang apa pun,” jelasnya.

 

Pentingnya Banser jaga Ulama

Selain itu, Kiai Agus menegaskan bahwa tugas pendakwah adalah memberikan rasa aman, kesejukan, dan ketenteraman hati untuk masyarakat. Karenanya, masyarakat yang mengundang pendakwah untuk ceramah harus juga ada timbal balik dalam memberikan rasa aman. “Di sinilah pentingnya tugas Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU untuk menjaga dan mengawal ulama ketika sedang berdakwah,” tegasnya.

 

Hikmah dari peristiwa yang menimpa Syekh Ali Jaber adalah agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan yang bakal terjadi di lapangan.

 

“Saat ini sudah tidak ada perang mengangkat senjata. Perang saat ini adalah berdakwah. Jadi ketika ulama sedang berjuang di atas podium, harus benar-benar dijaga ketat. Aparat juga harus betul-betul hadir di situ,” pungkas Kiai Agus.

 

Syekh Ali Jaber ditusuk seorang pemuda saat memberikan ceramah di Masjid Falahudiin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Bandar Lampung, Ahad 13 September 2020. Syekh Ali Jaber mengalami luka tusuk di bagian bahu kanan.

 

Syekh Ali Jaber saat itu sedang menghadiri Wasuda Tahfidz Perdana TPQ dan Rumah Tahfidz Falahudiin Tahun ajaran 2019-2020 serta perayaan tahun baru Islam 1442 H dengan tema 'Mahkota surga untuk ayah dan ibu serta membangun generasi yang berbudi pekerti dan berbasis Al-Qur'an'.

 

Editor : Romza
 


Editor:

Metropolis Terbaru