• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Pemred NU Online Jatim Ajak Kiprah dan Potensi Fatayat NU Diunggah di Media

Pemred NU Online Jatim Ajak Kiprah dan Potensi Fatayat NU Diunggah di Media
Pemimpin Redaksi NU Online Jatim (kiri) menyampaikan materi di acara PW Fatayat NU Jatim. (Foto: NOJ/Savira)
Pemimpin Redaksi NU Online Jatim (kiri) menyampaikan materi di acara PW Fatayat NU Jatim. (Foto: NOJ/Savira)

Surabaya, NU Online Jatim

Cara berbeda dilakukan sejumlah perempuan dari berbagai kota dan kabupaten yang terhimpun dalam Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) saat liburan. Mereka justru produktif mengikuti Pelatihan Desain dan IT dengan tema ‘Women in Tech; Fatayat NU Menuju Lierasi Digital’.

 

Kegiatan digelar Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdhatul Ulama  (NU) Jawa Timur di Hotel Novotel Surabaya dan berlangsung selama dua hari, Kamis hingga Jumat (24-25/12/2020).

 

Pada kesempatan tersebut, salah seorang pemateri adalah Syaifullah Ahmad Nawawi. Pemimpin Redaksi (Pemred) portal jatim.nu.or.id atau NU Online Jatim tersebut menyampaikan materi seputar media apik dan mendamaikan.   

 

“Di media, perempuan dimunculkan sebagai pigura dan tidak dihargai. Demikian pula di infotainmen, yang melekat dari perempuan sebagai sosok yang pencemburu, pemarah, ribet dan lainnya,” katanya di hadapan puluhan peserta, Kamis (24/12/2020).

 

Dijelaskan pria yang juga Pemred Majalah AULA ini bahwa kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan dari kontruksi sosial yang kemudian menempatkan perempuan selalu dinilai negatif. Bahkan lajang pun menjadi status buruk, demikian pula yang berhak tampil di khalayak adalah perempuan cantik. 

 

“Tanpa sadar, industri media memperlakukan perempuan sebagai obyek,” ungkap pria kelahiran Probolinggo ini.

 

Lebih lanjut disampaikan bahwa perempuan yang awalnya dikesankan buruk tersebut harus diubah. Salah satunya adalah perempuan harus menjadi subyek dengan menampilkan prestasi, karya, kecakapan, dan peran di masyarakat.

 

“Justru hal itulah dapat  eksis dan melekat untuk dikenal masyarakat,” jelasnya.

 

Yang istimewa, pada kesempatan tersebut dirinya memberikan ruang yang begitu luas kepada seluruh peserta untuk menulis dan menjadi kontributor di portal NU Online Jatim maupun Majalah AULA. Tidak tanggung-tanggung, dirinya menawarkan kontrak kepada Fatayat NU Jawa Timur untuk mengisi salah satu rubik.

 

Alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini mengajak seluruh peserta untuk mengubah stereotip perempuan yang dinilai negatif. Cara yang lebih efektif adalah kader Fatayat NU harus mengisi konten dan rubrikasi di sejumlah media.

 

“Saya akan memberikan panggung kepada Fatayat NU, baik di Majalah AULA, NU Online Jatim, hingga NU Online dengan menjual prestasinya. Kalian memiliki potensi untuk itu,” tegasnya.

 

Dikemukakan bahwa apabila setiap kegiatan di 45 Pimpinan Cabang Fatayat NU se-Jawa Timur didipublikasikan, tentu saja tidak akan kehabisan konten. Bahkan media akan dibanjiri dengan kegiatan salah satu badan otonom di NU ini.

 

Di ujung paparan, alumnus pesantren di Sumenep tersebut menyakinkan kepada peserta bahwa menulis tidak ada kaitannya dengan bakat. Menulis adalah soal intensitas dan keajegan. Demikian pula, perempuan memiliki kelebihan dalam mengungkap perasaan yang tertuang dalam tulisan.  

 

“Apalagi perempuan dikenal kaya akan ide dan potensi,” tutupnya.

 

Mendapat banyak peluang tersebut, melecut semangat PW Fatayat NU Jatim. Bahkan hal tersebut akan segera ditindaklanjuti.

 

“Terima kasih, apa yang disampaikan narasumber memberikan angin segar untuk kita semakin berkarya melalui tulisan.  Setelah ini tawaran yang ada akan kami tindak lanjuti dengan pembuatan MoU bersama,” tegas Aimatul dari PW Fatayat NU Jatim.

 


Editor:

Metropolis Terbaru