• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Pengasuh Pesantren Al-Ghazaly Bangkalan Ini Sebut Semua Istri adalah Pahlawan

Pengasuh Pesantren Al-Ghazaly Bangkalan Ini Sebut Semua Istri adalah Pahlawan
Ning Nafa, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghazaly Bangkalan. (Foto: NOJ/istimewa)
Ning Nafa, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghazaly Bangkalan. (Foto: NOJ/istimewa)

Bangkalan, NU Online Jatim
Beragam cara dilakukan dalam memperingati hari pahlawan. Kendati masih dalam masa pandemi, tidak menyurutkan sejumlah kalangan untuk tetap mengenang jasa mereka yang telah berkorban untuk bangsa dan negara.

 

Dalam mengisi hari pahlawan, seringkali identik dengan kaum laki-laki. Padahal, kalangan muslimah tentu perlu memperingati hari pahlawan sebagai refleksi perjuangan bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

Hal ini, disampaikan oleh Ning Nafisah Az-Zahra, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghazaly, Bangkalan.

 

“Menurut saya sebagai muslimah pun kita perlu memperingati hari pahlawan,” katanya kepada media ini, Kamis (12/11/2020).

 

Karena demikian bermaknanya peringatan tersebut, yang harus diperhatikan adalah tidak perlu dirayakan dengan megah. Namun justru harus bisa memaknai dari para pahlawan yang berjuang saat itu. 

 

“Kita bisa menceritakan bagaimana sulitnya menjaga NKRI kepada penerus bangsa,” ungkapnya.

 

Hari pahlawan bagi Ning Nafa, sapaan akrabnya adalah momentum untuk meneladani perilaku para pahlawan. Juga mampu menjadi pahlawan Indonesia di masa yang akan datang.

 

“Saat ini kita hanya tinggal mengisi kemerdekaan. Dan peringatan sebagai momentum bagi kita untuk meneladani perilaku dan menjadi pahlawan di masa depan,” paparnya.

 

Dirinya juga menyampaikan bahwa banyak hubungan antara hari pahlawan dengan perempuan khususnya perihal mempersiapkan penerus bangsa.

 

“Ada banyak relevansi, di antaranya mempersiapkan penerus bangsa, baik dalam hal memberi pengertian, pemahaman, dan pendidikan terbaik untuk anak-anak. Sehingga mereka dan pemuda tumbuh dengan penuh cinta dan berhati-hati menjaga amanah pengorbanan para pahlawan,” ujarnya.

 

Agama Islam sendiri sangat menghargai perempuan. Ning Nafa mengimbuhkan bahwa semua pahlawan khususnya dari kalangan Hawa patut menjadi idola.

 

“Karena agama Islam sangat menghargai perempuan, maka semua pahlawan perempuan patut menjadi idola,” terangnya. 

 

Di zaman sekarang, perempuan menjadi pahlawan bagi diri sendiri dan rumah tangga saja sulit, apalagi sudah menjadi pahlawan suatu negara. Namun demikian, yang perlu diingat adalah bahwa bila perempuan baik, maka negara juga akan kondusif. 

 

“Hal ini sesuai yang disabdakan Nabi Muhammad SAW bahwa اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلاَدِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلاَدُوَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلاَدُ
Perempuan adalah tiang negara. Apabila perempuannya baik, maka negara baik. Dan apabila perempuannya rusak, maka negara pun akan rusak,” paparnya.

 

Pengisi Kiswah di TV9 Nusantara tersebut juga memaparkan bahwa peran perempuan yang salah satunya bisa dikategorikan sebagai pahlawan adalah sosok seorang istri.

 

“Semua istri adalah para pahlawan,” tegasnya. 

 

Dirinya juga mengingatkan pepatah bahwa di belakang laki-laki yang hebat ada peran perempuan yang kuat. Dan tentu dengan peran pahlawan perempuan akan menguatkan diri dan keluarga, sehingga mampu berjuang dan berkorban. 

 

“Sungguh pengorbanan dan perjuangan perempuan luar biasa,” pungkasnya.

 

 

Penulis: Anita

Editor: Syaifullah


Madura Terbaru