• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Metropolis

Pentingnya Moderasi Beragama untuk Pelajar

Pentingnya Moderasi Beragama untuk Pelajar
Ahmad Rozali saat memberikan materi. (Foto: NOJ/Aminuddin)
Ahmad Rozali saat memberikan materi. (Foto: NOJ/Aminuddin)

Gresik, NU Online Jatim

Sosialisasi moderasi beragama untuk siswa SMP dan SMA di kepulauan yang merupakan program dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) salah satunya digelar di Bawean yang bekerja sama dengan Yayasan Anak Pulau. Kegiatan ini berlangsung di ruangan SMA Negeri 1, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik. Ahmad Rozali, Pengelola TVNU hadir untuk memberikan materi, Kamis (18/11/2021).

 

"Moderasi beragama itu sebenarnya cara mengambil jalan tengah dalam beragama. Dengan kegiatan ini, kami berharap siswa-siswi dapat moderat dalam beragama. Sehingga siswa-siswi terbentengi dari kelompok-kelompok radikal dengan mengedepankan tawassuth, tasamuh, adil, dan lain sebagainya," ujarnya.

 

Menurutnya, program moderasi beragama ini memang program Presiden Jokowi melalui Kementerian Agama.

 

"Kita sebagai penyelenggara bertugas untuk menyampaikan pesan keagamaan dan ide-ide moderasi itu kepada siswa," terangnya.

 

Sementara itu, Kiai Muhammad Fauzi, Ketua PCNU Bawean menyampaikan bahwa banyak kelompok-kelompok yang melakukan tindakan tidak manusiawi, seperti halnya di Timur Tengah, dengan melakukan pembunuhan terhadap anak-anak kecil dan perempuan. Begitu juga terorisme di indonesia yang melakukan pengeboman terhadap sesama muslim.

 

"Apakah seperti itu ajaran Islam. Cara beragama yang seperti itu tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia. Bahkan juga ada organisasi yang mendukung khilafah. Bukan ajarannya yang dipersoalkan tapi cara-cara menerapkan dalam beragama. Cara beragama yang baik itu dengan cara moderat," kata Kiai Fauzi, panggilan akrabnya.

 

Kiai Fauzi, mencontohkan seperti halnya pemahaman Khawarij, bagi yang tidak sama dengan pemahamannya menurutnya halal darahnya untuk dibunuh. Begitu juga tragedi pembunuhan Sayyidina Ali, itu juga orang islam yang membunuh.

 

"Yang seperti itu pemahaman atau cara beragamanya yang salah," tandasnya.


Metropolis Terbaru