• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Matraman

Penuh Semangat, Santri Ponorogo Ini Raih Beasiswa Kuliah Programmer

Penuh Semangat, Santri Ponorogo Ini Raih Beasiswa Kuliah Programmer
Wahyu Agus Arifin. (Foto: NOJ/Husnul Khotimah) 
Wahyu Agus Arifin. (Foto: NOJ/Husnul Khotimah) 

Ponorogo, NU Online Jatim

Dunia hari ini sedang gencar dengan istilah Intelegensi Artifisial (AI) atau yang akrab dikenal dengan sebutan kecerdasan buatan. Era modern telah mendorong manusia untuk berintegrasi dengan teknologi. Jika tidak mengupayakan, maka keberadaannya akan digantikan oleh teknologi itu sendiri.

 

Wahyu Agus Arifin adalah santri asal Ponorogo yang kini menggeluti dunia pemrograman. Laki-laki kelahiran 16 Juni 1994 ini mengaku awal mula tertarik dengan teknologi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). 


"Sejak SMP saya sudah tertarik dengan dunia teknologi, dimulai dari desain grafis sampai ngotak-ngatik blogger," kata Wahyu, Ahad (28/11/2021).


Tidak cukup berhenti di sini, pria yang pernah diamanahi sebagai Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Ponorogo masa khidmat 2017-2019 ini, terus menggali dan menekuni dunia digital lebih dalam lagi.


“Setelah lama tidak berkecimpung di dunia pemrograman, saya malah menekuni di desain grafis,” ungkapnya. 

 

Ketidakpuasan untuk terus mempelajari hal baru, membuatnya terjun di dunia pemrograman ini yang awalnya dilakukan secara otodidak. Di samping itu dirinya memiliki jejaring melalui organisasi para programmer. 

 

“Yang sulit dalam hal ini yakni sabar untuk mempelajari tahapan, konsistensi dan ketekunan dalam belajar, namun ketika sudah ada kemauan semua dapat dipelajari dengan mudah," terangnya. 

 

Laki-laki yang tercatat sebagai santri di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Ikatrina Ngunut Babadan dan Pondok Pesantren KH Syamsuddin, Durisawo, Ponorogo ini mendapat berkah dari ketekunan dan keuletannya tersebut. Ia berhasil memperoleh beasiswa programmer yang diselenggarakan oleh lembaga Dignitas Academy. Yakni lembaga pendidikan eksklusif yang fokus dalam pengembangan teknologi, digitalisasi seni, dan kreativitas. 

 

“Ini merupakan lembaga yang sudah menciptakan banyak programmer andal dengan metode pembelajaran yang unik, menarik dan tentunya menyenangkan untuk dipelajari,” jelasnya.

 

Lembaga yang berada di Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi ini sudah banyak menyalurkan programmer ke berbagai perusahaan besar di Indonesia.

 

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur memperoleh kesempatan ini. Insyaallah saya akan berusaha mengambil ilmunya semaksimal mungkin,” kata Wahyu. 

 

Beasiswa tersebut berhasil diperolehnya dengan melalui 4 tahap seleksi, yakni pendaftaran lewat online, curriculum vitae, tes ujian programmer, dan wawancara. Dirinya berhasil menyisihkan 563 peserta hingga menyisakan 11 peserta terpilih. Ia juga menjadi salah satu dari tiga anggota yang terpilih dalam On The Job Training (OJT) di bulan pertama, yakni tahap yang dikhususkan bagi mereka yang sudah dianggap mampu dan memiliki kemampuan lebih dalam menyelesaikan permasalahan proyek. Pendidikan ini berlangsung selama empat bulan, dimulai September hingga Desember. 

 

Harapannya, santri dan kader NU tidak hanya menjadi konsumen media, lebih dari sekadar kreator, tapi harus menjadi produsen media. 

 

“Dalam jangka panjang, saya berharap bisa menyebarkan semangat tersebut untuk terus belajar dan membuat lahan dakwah di dunia maya,” pungkasnya. 


Editor:

Matraman Terbaru