• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Peringati Isra Miraj di Hari Kelahiran, Ini Pesan Kiai Imam Pacitan

Peringati Isra Miraj di Hari Kelahiran, Ini Pesan Kiai Imam Pacitan
Acara peringatan Isra Miraj sekaligus Harlah ke-13 Ponpes Al-Istiqomah Pacitan. (Foto: NOJ/RM)
Acara peringatan Isra Miraj sekaligus Harlah ke-13 Ponpes Al-Istiqomah Pacitan. (Foto: NOJ/RM)

Pacitan, NU Online Jatim

Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Al-Istiqomah menggelar peringatan Isra Miraj, Ahad (07/03/2021). Menariknya, acara tersebut dilaksanakan bertepatan dengan hari lahir ke-65 pendiri pondok pesantren tersebut, KH Imam Faqih Sudja’, juga harlah ke-13 Ponpes Al-Istiqomah . Karena dalam kondisi pandemi COVID-19, acara pun digelar secara sederhana.

 

Acara tersebut digelar di masjid yang berdiri di lingkungan Ponpes Al-Istiqomah di Desa Kembang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Para santr dan alumni hadir di acara itu. diawali dengan khataman Alquran, kegiatan diakhiri dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol memperingati kelahiran sang pendiri pesantren.

 

“Karena pandemi, acara kami laksanakan sangat sederhana, hanya melibatkan santri yang mukim di pondok dan beberapa alumni,” ungkap Pengasuh Ponpes Al-Istiqomah, Amin Suharmini, kepada NU Online Jatim.

 

Dalam tausiahnya, Kiai Imam Faqih menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling sempurna di dunia. “Sempurna dalam penciptaan dan sempurna dalam akhlaknya. Sehingga ketika Nabi Muhammad SWA dipanggil untuk menghadap kepada-Nya, terjadilah dialog seperti yang biasa dibaca ketika waktu salat,” ujarnya.

 

Dari peristiwa Isra Miraj itulah kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk melaksanakan salat lima waktu. “Allah SWT dan hambanya diikat dengan salat, agar kita ini tidak terlalu jauh dengan Allah SWT dan Rasul-Nya, minimal lima kali dalam sehari,” tandas Kiai Imam.

 

Mustasyar PCNU Pacitan itu juga menyampaikan pesan-pesan tentang apa yang harus disiapkan seseorang dalam menghadapi kematian. Kiai Imam lantas menukil sebuah hadis Anas bin Malik RA soal itu.

 

“Barangkali ketika aku mati, anak istri sebatas mengantar ke makam. Secinta apapun mereka, pasti tidak akan mau untuk dikubur bersama mayat. Bahkan, tikar dan selimut yang digunakan untuk membungkus saya, juga akan dibawa pulang. Bekal yang paling utama dan pertama adalah amal,” ujarnya.

 

Kia Imam bersyukur di usia 65 tahun masih diberi kesempatan untuk menambah amal yang baik. “Ketika saya mati, pasti meninggalkan gading, dan inilah satu-satunya dan yang paling utama yang saya tinggalkan untuk kalian, tidak lain Pondok Al Istiqomah. Di usia 52, kami mendirikan pondok ini sehingga usianya sekarang 13 tahun. Untuk itu, saya titipkan kepada kalian untuk membantu mengembangkan pondok ini,“ katanya.

 

Editor: Nur Faishal


Matraman Terbaru