• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Pendidikan

Pertahankan Industri Gula Ondrong, Mahasiswa KSM Tematik Unisma Lakukan Pendampingan

Pertahankan Industri Gula Ondrong, Mahasiswa KSM Tematik Unisma Lakukan Pendampingan
Mahasiswa KSM Tematik Unisma kelompok 33 saat di industri gula ondrong. (Foto: NOJ/humas)
Mahasiswa KSM Tematik Unisma kelompok 33 saat di industri gula ondrong. (Foto: NOJ/humas)

Malang, NU Online Jatim

Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Universitas Islam Malang (Unisma) kelompok 33 menjalani pengabdian kepada masyarakat Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Senin (16/08/2021). Pengabdian ini guna mencari berbagai masalah yang menyangkut bidang keilmuan yang dimiliki serta menerapkan ilmu ekonomi yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan.

 

Tentu suatu kebanggan bagi mahasiswa KSM Unisma kelompok 33 yang terdiri dari lima anggota dari program studi manajemen yaitu Taufiqurrohman, Zakiyatul Fitriah, Evi Onalisa, Hikamtun Nafiah Ali dan Inestis. Masyarakat desa tersebut sangat ramah dan menyambut hangat kedatangan mereka. Dibawah pembinaan Ita Athia membuat semua peserta KSM Unisma kelompok 33 tidak sabar menjalankan beberapa program kerja yang jauh-jauh hari disusun bersama.

               

Desa Sukolilo merupakan desa maju yang didalamnya banyak UMKM yang sudah lama berdiri hingga yang masih baru dibangun. Di bawah pimpinan Bapak Joni Arifin Desa Sukolilo semakin maju, tentunya sejalan dengan masyarakat desanya yang guyub rukun dalam segala hal. Di desa ini untuk mencari sesuap nasi bukanlah hal yang susah, Karena banyak sekali UMKM yang membuka lapangan pekerjaan hingga bekerja sebagai buruh tani padi, sayur-sayuran, buah-buahan dan juga rumput.

 

Gula ondrong merupakan salah satu industri kecil yang cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Industri kecil ini merupakan salah satunya yang mengangkat nama Desa Sukolilo di daerah lain. Gula ini terbuat dari sari tebu yang diproses sedemikian rupa dengan bahan bakar limbah tebu dan sampah palstik yang diproses semi modern sehingga menjadi gula ondrong yang nantinya didistribusikan ke beberapa CV yang sudah menjalin kerjasama baik dengan pemilik usaha gula ondrong ini.

 

Bagi sebagian anggota KSM Unisma kelompok 33 gula ondrong masih asing di telinga, Apalagi para anggota KSM Unisma kelompok 33 yang datang dari berbagai daerah dan tentunya dari adat istiadat serta ciri khas masing-masing. Gula ondrong ini nantinya akan diolah kembali menjadi kecap dan petis jawa oleh beberapa CV yang sudah bekerjasama dengan pemilik gula ondrong ini.

 

Setelah dilakukan wawancara dan identifikasi, terdapat berbagai masalah yang dihadapi pemasok gula ondrong. KSM Unisma kelompok 33 memberi pembinaan mengenai mengelola manajemen produksi, mengelola sumber daya manusia hingga mengelola keuangan agar tidak terjadi lagi kerugian di era pandemi Covid-19 saat ini.

 

“Kami menyarankan untuk mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan mesin pengolahan yang lebih modern dan dengan hasil gula yang berkualitas. Tentu saja itu semua bukanlah hal yang instan, Namun industri kecil gula ondrong ini butuh proses yang cukup panjang untuk mengumpulkan modal yang cukup besar untuk membeli itu semua,” kata Zakiyatul Fitria, salah satu anggota KSM Tematik kelompok 33.

 

Opsi selanjutnya mereka memberi pengarahan agar memperhatikan memberdayakan SDM, karena alat produksi yang masih semi modern sehingga masih banyak membutuhkan banyak tenaga manusia untuk menghasilkan gula ondrong. Tetapi tidak luput memperhatikan keuangan industri itu sendiri, mulai dari menghitung HPP produk, harga bahan baku, gaji karyawan hingga biaya lain-lain. Hal itu semua sudah dilakukan melalui pembinaan-pembinaan terhadap pemilik supplier gula ondrong dan para peegawai yang ilut serta dalam proses produksi.

 

“Semua usaha berorientasi kepada hasil. Jadi tidak ada salahnya kalau setiap usaha memperhatikan jalannya keuangan mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan hingga pendistribusian agar tidak terjadi kerugian,” ujarnya.

 

Ibrahim, pemilik usaha gila ondrong mengungkapkan bahwa di era pandemi saat ini semua terkena dampaknya mulai dari usaha kecil hingga perusahaan yang besar sekalipun termasuk industri kecil gula ondrong ini.

 

 “Pandemi Covid-19 ini membuat produksi usaha kami menurun yang awalnya kita dalam seminggu bisa dapat orderan dua hari sekali. Namun di era pandemi saat ini hanya bisa kirim seminggu sekali dengan kapasitas yang sama. Tetapi kami masih tertolong oleh orderan warung-warung kecil sekitaran produksi kami,” ungkapnya.


Pendidikan Terbaru