• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Kediri Raya

Pesantren Darussalam di Kediri, Berkhidmat Tanpa Batas saat Pandemi  

Pesantren Darussalam di Kediri, Berkhidmat Tanpa Batas saat Pandemi  
Muhammad Lutfi Ansori memberikan penjelasan kepada sejumlah anak. (Foto: NOJ/Fandi DA)
Muhammad Lutfi Ansori memberikan penjelasan kepada sejumlah anak. (Foto: NOJ/Fandi DA)

Kediri, NU Online Jatim

Setahun sudah terayakan sejak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi di Indonesia. Dan pada satu tahun pula seluruh aspek kehidupan masyarakat berubah begitu drastis. Mulai dari bidang ekonomi, pariwisata, sosial, politik hingga pendidikan semua dituntut mengikuti pola kehidupan baru dengan berpacu pada protokol kesehatan pada setiap kegiatannya.

 

Dari sekian banyak dampak dari adanya pandemi, bidang pendidikan paling mendapatkan sorotan dari kalangan masyarakat. Bagaimana tidak? Kegiatan belajar tatap muka  harus dihentikan sementara waktu guna memutus rantai penularan virus dan digantikan dengan pendidikan virtual melalui media elektronik.

 

Peralihan kebiasaan pendidikan ini menjadi beberapa masalah terhadap anak didik terutama kepada siswa yang masih duduk di sekolah dasar. Alih-alih siswa paham dengan materi pembelajaran dalam jaringan (daring), justru menjadi daya sekat yang luar biasa tampak pada sistem pembelajaran. Siswa menjadi pasif dan malas untuk belajar.

 

Berangkat dari keresahan ini, Muhammad Lutfi Ansori warga Desa Brumbung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri mempunyai inisiatif. Yang dilakukan dengan memberikan les gratis kepada para siswa sekolah dasar dan menengah pertama di kediamannya. Dirinya juga memberikan les tambahan berupa bahasa Inggris secara cuma-cuma kepada siswa yang tertarik belajar.

 

“Ketika pandemi datang, dan itu menjadi satu keresahan saya dan istri di mana kita memang konsen pada dunia mengajar, terutama dalam pendidikan Islam,” katanya kepada NU Online Jatim, Ahad (02/05/2021).

 

Disampaikannya bahwa ia dan istri memfasilitasi anak-anak untuk belajar bersama. Karena keduanya melihat dalam kelas daring itu tidak efektif untuk anak-anak seusianya.

 

Lulusan Universitas Al-Azhar Kairo ini juga membentuk taman baca dengan harapan selain belajar dan bermain bersama, dapat dijadikan sarana mengenalkan dunia literasi. Sampai akhirnya anak-anak nyaman dan beberapa berkeinginan bermalam atau mukim demi menambah belajar agama.

 

“Untuk urusan membuat pesantren belum terbayangkan, sampai awalnya ada dua anak yang mau mukim di rumah baca, kemudian banyak yang tahu dan ikut,” akunya.

 

Akhirnya dari semangat sejumlah anak untuk belajar ilmu terutama agama, berdirilah Pondok Pesantren Darussalam Karang Tengah, Brumbung.

 

Sebagai pondok yang terhitung baru berdiri tepatnya pada November 2020 lalu, santri yang dimiliki tidak terlalu banyak. Untuk memenuhi kebutuhan pondok, Lutfi menerapkan prinsip ekonomi mandiri, dengan menjual tas anyam dan beberapa frozen food yang dijual secara online.

 

Dirinya berharap berdirinya Pesantren Darussalam ini bisa menjadi taman belajar para santri baik dalam ilmu umum maupun agama.

 

Sebagai salah satu pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Desa Brumbung, Lutfi juga berpesan kepada anak muda NU untuk bersama menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Terutama di tempat tinggalnya, serta yang lebih penting adalah terus mengajarkan ilmu.

 

“Anak-anak Nahdiyin pulang dari pondok harus mengajar. Mau profesi dan membuka bisnis apa pun hendaknya tetap mengajar. Kalau bukan kita yang mewariskan tradisi Ahlusunnah wal Jamaah, siapa lagi?”, tegasnya.

 

Penulis: Fandi Dian Arifin

Editor: Syaifullah


Editor:

Kediri Raya Terbaru