• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pemerintahan

Pesantren di Nganjuk Giat Bisnis Porang Hingga Ekspor ke Jepang

Pesantren di Nganjuk Giat Bisnis Porang Hingga Ekspor ke Jepang
Penanaman porang oleh santri Pomosda. (Foto: NOJ/opopjatim)
Penanaman porang oleh santri Pomosda. (Foto: NOJ/opopjatim)

Nganjuk, NU Online Jatim

Pondok Modern Sumber Daya At Taqwa (Pomosda) Nganjuk terkenal debagai salah satu pesantren yang mandiri secara finansial. Kemandirian tersebut didapat dari aneka ragam produk agribisnis yang digelutinya. Di bawah asuhan Kiai Tanjung, Pomosda berhasil meningkatkan pemberdayaan pesantren di bidang pangan organik.

 

Salah satu usaha yang digeluti sejak tujuh tahun lalu adalah budidaya porang yang menjadi incaran banyak orang. Dalam budidayanya, Pomosda memiliki ide lain. Tanaman porang yang biasanya langsung ditanam di lahan tegakan mulai dari benihnya, namun Pomosda melakukan pembibitan di polybag dan dipindah ke lahan setelah tumbuh.

 

Hal tersebut dibenarkan oleh Irawan Arifianto Wardhana, Humas coordinator Pomosda. Menurutnya, pembibitan di polybag lebih mudah daripada langsung ditanam di lahan.

 

“Daya hidupnya lebih tinggi kalau ditanam di polybag daripada umbi,” katanya, Senin (24/05/2021).

 

Dirinya menjelaskan, jika penanaman langsung di tegakan potensi matinya lebih tinggi daripada pembibitan di media polybag.

 

“Tingkat kematian dengan pembibitan langsung di lahan tegakan dapat mencapai angka 30 persen dari tanaman yang dipersiapkan. Namun, dengan pembibitan dengan media polybag, hampir semua bibit dapat tumbuh dengan baik dan subur,” jelasnya.

 

Selain ada potensi mati, bibit yang dikembangkan langsung di lahan juga relatif lebih lama tumbuhnya.

 

“Belum lagi, untuk perawatan dan pengawasannya juga lebih susah. Pasalnya, porang memakan area yang cukup luas,” tambahnya.

 

Dengan media polybag, pembibitan hanya memerlukan waktu sekitar tiga bulan sebelum akhirnya ditanam di lahan. Untuk hasil budidaya Pomosda membandrolnya dengan bermacam harga, tergantung ukuran dan tinggi dari bibit tersebut. Bahkan tanaman jenis umbi-umbian ini oleh Pomosda diekspor ke negeri sakura, Jepang, lantaran banyaknya permintaan disana. Mulai dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik, makanan, hingga obat.

 

Melihat banyaknya peluang yang dihasilkan,pihak pondok pun tidak membatasi jika ada orang atau kelompok yang ingin belajar di sana.

 

“Mereka membuka lebar kesempatan pihak luar untuk belajar melakukan pembibitan porang di polybag,” pungkasnya.


Pemerintahan Terbaru