• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Pemerintahan

Pesantren Kejar Pasar Halal Internasional melalui Tiga Pilar OPOP

Pesantren Kejar Pasar Halal Internasional melalui Tiga Pilar OPOP
Gelaran pameran OPOP Jawa Timur. (Foto: NOJ/mk)
Gelaran pameran OPOP Jawa Timur. (Foto: NOJ/mk)

Surabaya, NU Online Jatim

Indonesia dikenal dengan jumlah penduduk muslimnya yang terbanyak di dunia. Dengan kondisi tersebut, tentunya permintaan produk-produk halal pun meningkat. Selain itu, pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya menembus angka 4.718 dengan 938.000 santri merupakan potensi strategis untuk memenuhi permintaan produk halal. Hal tersebut mengingat pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memegang kuat syariat Islam di dalamnya.

 

Harapan tersebut selaras dengan pernyataan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dirinya mengatakan bahwa Jawa Timur sebagai gudangnya pesantren diharapkan mampu menjadi pusat pasar halal.

 

“Jawa Timur sebagai gudangnya pesantren, diharapkan mampu menjadi pusat dan penguasa pasar halal hingga level internasional,” katanya pada Kamis (12/11/2020).

 

Emil optimis bahwa cita-cita tersebut bisa tercapai dengan menerapkan tiga pilar utama yang dicetuskan One Pesantren One Product (OPOP).

 

“Dengan keadaan pesantren yang sedemikian rupa, saya optimis harapan kita bersama bisa tercapai. Tentunya dengan mengusung tiga pilar diantaranya santripreneur, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur,” ujarnya.

 

Wakil Gubernur yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek tersebut memaparkan bahwa, untuk santripreneur OPOP akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

 

“Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, akan memperkuat program pemberdayaan santri. Harapannya bisa menambah pemahaman dan keterampilan para santri menghasilkan produk yang bernilai jual lebih,” terangnya.

 

Sedangkan program pesantrenpreneur akan berada di bawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

 

“Nantinya Dinas Koperasi dan UMKM dapat membantu dalam pemberdayaan koperasi pondok pesantren,” tambahnya.

 

Dan pada sosiopreneur program yang akan dilakukan adalah mengembangkan potensi alumni pesantren agar bisa berkolaborasi dengan masyarakat.

 

“Dengan sosiopreneur kita bisa mengembangkan potensi alumni dengan  inovasi sosial berbasis digital secara inklusif,” jelasnya.

 

Di akhir penjelasannya, Emil berpesan agar masyarakat Jawa Timur senantiasa bergandengan tangan dalam rangka pemulihan ekonomi melalui program-program OPOP.

 

“Dengan berbagai program strategis OPOP ini, semoga bisa membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Dan masyarakat Jawa Timur bisa berjuang bersama-sama dalam membangkitkan perekonomian,” pungkasnya

 

 

Editor: Risma Savhira


Pemerintahan Terbaru