• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Pemerintahan

Presiden Kopi, Produk Pesantren yang Berdayakan Petani Sekitar

Presiden Kopi, Produk Pesantren yang Berdayakan Petani Sekitar
Produk kopi Pondok Pesantren Fathullah Aflah. (Foto: NOJ/ss)
Produk kopi Pondok Pesantren Fathullah Aflah. (Foto: NOJ/ss)

Probolinggo, NU Online Jatim

Kopi adalah sajian yang tak asing bagi semua orang. Umumnya kopi disajikan di pagi hari atau sebagai teman bersantai di malam hari. Saat ini banyak sekali kopi dengan berbagai rasa dan berbagai macam cara pembuatannya. Kepopuleran minuman ini menjadi peluang tersendiri bagi pegiat bisnis.

 

Sama halnya dengan Pondok Pesantren Fathullah Aflah Probolinggo, yang memanfaatkan kopi sebagai unit usaha pesantren. Tidak hanya itu, pesantren memiliki peluang yang lebih karena biji kopi mudah di dapatkan di sekitarnya. Hal tersebut selaras dengan ungkapan KH Abdul Adhim, Pengasuh Pondok Pesantren Fathullah Aflah, Gending, Kabupaten Probolinggo.

 

“Kami berupaya mengajak santri dan alumni untuk mengangkat keunggulan kopi hasil para petani di lereng Gunung Argopuro,” kata pria yang akrab disapa Gus Adhim pada Ahad (06/12/2020).

 

Menurutnya, banyak petani di lereng Gunung Argopuro yang selama ini dari sisi penghasilan belum maksimal karena kendala di sistem pemasaran.

 

“Menanggapi hal itu, maka kami mencoba membantu memasarkan hasil panen dari lading-ladang mereka,” ujarnya.

 

Namun hal ini bukan tanpa kendala. Seringkali pesantren harus berhadapan dengan para tengkulak yang sangat merugikan petani.

 

“Orang-orang yang melepaskan modal dengan sistem tebasan yang merugikan petani. Misalnya kopi yang masih belum siap panen, kemudian oleh pedagang sudah diberi uang, terlebih para petani juga membutuhkan. Akhirnya ketika sudah siap panen pedagang senang, tinggal panen,” jelasnya.

 

Setelah dihitung ternyata sangat merugikan petani, karena tidak sesuai dengan harga pasar ketika kopi panen. Akhirnya pesantren harus memutar otak agar petani tidak rugi dan bsia tetap terbantu.

 

“Kami kasih mereka pinjaman dengan sistem syariah qardhul hasan, dengan tanpa jaminan dan tanpa bunga,” terangnya.

 

Kopi dari lereng Gunung Argopuro ini memiliki kekhasan dari aromanya. Ketika dihirup, kopi ini akan mengeluarkan aroma pisang yang ditimbulkan dari kopi jenis arabica. Sehingga semakin nikmat ketika diminum.

 

“Aroma yang keluar dari kopi ini sangat khas, seperti aroma buah pisang,” ungkapnya.

 

Bila kebanyakan produsen kopi menjual ke toko-toko atau distributor, tapi Presiden Kopi dan Santri Kopi produksi dari pesantren Fathullah Aflah, melayani beberapa kedai kopi secara khusus.

 

“Kami sudah punya tempat sendiri untuk memasarkan kopi ini. Seperti pada beberapa café di Bekasi, Tangerang, Jogja dengan kapasitas yang mereka butuhkan. Alhamdulillaah sampai sekarang ini kita bisa mengirimkan sekira 5 kwintal dalam sebulan,” ucapnya.

 

Di akhir keterangannya, Gus Adhim mengungkapkan bahwa perhatian dari One Pesantren One Product (OPOP) kian membuka jalan terang bagi bisnis pesantren.

 

“Adanya OPOP tentu sangat membantu kami, sehingga kami dapat memaksimalkan bisnis pesantren ini,” pungkasnya.


Pemerintahan Terbaru