• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Madura

Program Kewirausahaan Pesantren untuk Lahirkan Santripreneur di Sumenep

Program Kewirausahaan Pesantren untuk Lahirkan Santripreneur di Sumenep
FGD tentang kewirausahaan pesantren di Bappeda Sumenep. (Foto; Istimewa).
FGD tentang kewirausahaan pesantren di Bappeda Sumenep. (Foto; Istimewa).

Sumenep, NU Online Jatim

Semangat untuk melahirkan santripreneur atau wirausaha santri kini ditunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui program kewirausahaan pesantren. Program ini juga diharapkan mampu menekan angka kemiskinan di kabupaten ujung timur Pulau Madura tersebut.

 

Pesantren yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Sumenep diperkirakan mencapai 300. Sedangkan jumlah santrinya mencapai puluhan ribu dari ratusan pesantren tersebut.

 

Potensi elemen pesantren ini memang tidak boleh dilupakan oleh Pemkab Sumenep. Sebab, di berbagai daerah pesantren terbukti tidak hanya menjadi tempat untuk menimba ilmu keagamaan. Melainkan juga bisa mencetak santri-santri yang bergerak di berbagai unit usaha.

 

Program kewirausahaan pesantren ini mulai dimatangkan melalui Focus Grup Discussion (FGD) Model Pengembangan Entrepreneurship Berbasis Pesantren di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep beberapa waktu lalu.

 

"Melalui program kewirausahaan di pesantren diharapkan akan mengantisipasi munculnya orang miskin baru (OMB) di Kabupaten Sumenep," kata H Yayak Nurwahyudi dilansir Bangsaonline.com.

 

Adapun program kewirausahaan pesantren akan dilaksanakan sejak tahun ini dengan anggaran berasal dari APBD Kabupaten Sumenep. Melalui program tersebut diharapkan menumbuhkan kreativitas usaha para santri maupun alumni pesantren.

 

Untuk realisasi program tersebut, Bappeda Sumenep bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan kajian. Selanjutnya, hasil kajian akan menjadi bahan referensi dan kebijakan program unggulan wirausaha santri sehingga program unggulan tersebut bisa berjalan optimal.

 

 

"Setiap program yang direncanakan dengan baik Insya Allah hasilnya juga maksimal. Saat FGD, masukan-masukan konstruktif bermunculan dari organisasi perangkat daerah (OPD), Kementerian Agama, juga dari kalangan pesantren. Hal ini menambah optimisme dalam mengembangkan wirausaha pesantren di Kabupaten Sumenep," ungkap Helmi, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Sumenep.


Editor:

Madura Terbaru