• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Puisi Menyentuh D Zawawi Imron saat Isra’ Mi’raj di Grahadi

Puisi Menyentuh D Zawawi Imron saat Isra’ Mi’raj di Grahadi
D Zawawi Imron. (Foto: NOJ/nu.or.id)
D Zawawi Imron. (Foto: NOJ/nu.or.id)

Surabaya, NU Online Jatim

Penyair asal Sumenep, Madura, D Zawawi Imron, hadir dalam acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi SAW oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis malam (18/03/2021). Di acara itu, penyair berjuluk ‘Celurit Emas’ itu berpuisi tentang hikmah Isra’ Mi’raj.

 

Penyair yang pernah nyantri di sebuah pesantren tradisional di Kampung Sema, Gapura, Sumenep, itu menyampaikan, dalam konteks kekinian, hikmah Isra’ Mi’raj ialah bagaimana sekuat mungkin menghindari fitnah, hoax, kebohongan, adu domba dan menghindari kebencian. Intinya adadalah bagaimana menjaga lisan.

 

Berikut puisi D Zawawi Imron:

 

Lidah, Berzikirlah

 

Ya Allah

Engkau yang mengajar aku dengan kata kata

Maka akupun bicara

 

Engkau Ya Allah, yang memberi aku lidah

Lalu kusebut namamu

Tetapi aneh diriku ini, sungguh aneh diriku ini

 

Kusebut namamu Allah, dengan lidahku

Tapi dalam hatiku, tak kuingat engkau

 

Aku bersujud menyebutmu

Yang terbayang pada anganku, kemewahan dunia

 

Aku berzikir menyapamu Ya Allah

Yang kubayangkan senyuman setan

 

Lidah, lidah, lidah milikku, lidah sayangku

Tugasmu memang bicara, lidah

Tapi mengapa engkau berdusta

 

Mataku melihat daun, kau menyebutnya akar

Mataku melihat gunung, kau bilang itu laut

Mataku melihat racun, kau bilang itu obat

Mataku melihat maling, kau yang bilang itu guru

Mataku melihat bangkai, kau mengatakan halal

Mataku melihat mayat, kau meyakinkan tidur

 

Kenapa bohong menjadi sifatmu

Kenapa setan menjadi imam mu

 

Lidah, lidahku

Di sela sela lantunan ayat, kau memilih sesat

Gerak gerikmu lidah, menjadi sejalin dengan hawa nafsu

Sedangkan kejujuran, kau pasung dalam lingkaran

 

Lidah, mengapa, mengapa, mengapa, engkau tidak lari mencari fitroh menemukan hati nurani

Dalam fitroh yang suciKau mudah bertemu Allah

Dalam nurani, akan kau temukan lembutnya kasih ilahi

 

Lidah, lidahku

Selama ini kau ngomong indahnya fitrah, tapi yang kau tabur fitnah

Kau ngomong indahnya fitroh, tapi yang kau tabur fitnah

Sekali lagi, kau ngomong indahnya fitroh, tapi kau tabur fitnah

 

Lidah

Cepatlah bertaubat kepada Allah

Sebutlah asma Allah, sampai gempar, sampai gempar, didalam hati

Agar hati menjadi sumber, menjadi bengawan, menjadi lautan yang bergelora

 

Dalam zikir, Allah, Allah, Allah

Alam semesta ini berasal dari tak ada

Hanya Allah yang memang ada, yang selalu ada, dan tidak pernah tidak ada

 

Laailaahailallah, laailaahailallah, laailaahailallah

Alam semesta ini ada karena Allah yang membuatnya ada

Laailaahailallah

 

Lidah, sucikan nama Allah

Subhanallah, subhanallah, subhanallah

Ingatlah lidah

Janganlah engkau menjadi pisau, yang melukai hati saudaramu dan hati bangsamu

 

Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah

Lidah, berhentilah berdusta dan omong kosong

 

Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah

Lidahku, berhentilah engkau mengadu domba

 

Asraghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah

Lidah, berzikirlah, Allah, Allah, Allah

Terus, zikir, zikir, zikir, Allah, Allah, Allah

Sampai dendam kesumat, iri, dengki, sombong dan takabur

Yang telah menjadi karat di dalam hati, terusir lebur dan pergi

 

Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah

Lidah, lidahku

Cepatlah kau bersujud kepada Allah

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru