Surabaya, NU Online Jatim
Penyair asal Sumenep, Madura, D Zawawi Imron, hadir dalam acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi SAW oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis malam (18/03/2021). Di acara itu, penyair berjuluk ‘Celurit Emas’ itu berpuisi tentang hikmah Isra’ Mi’raj.
Penyair yang pernah nyantri di sebuah pesantren tradisional di Kampung Sema, Gapura, Sumenep, itu menyampaikan, dalam konteks kekinian, hikmah Isra’ Mi’raj ialah bagaimana sekuat mungkin menghindari fitnah, hoax, kebohongan, adu domba dan menghindari kebencian. Intinya adadalah bagaimana menjaga lisan.
Berikut puisi D Zawawi Imron:
Lidah, Berzikirlah
Ya Allah
Engkau yang mengajar aku dengan kata kata
Maka akupun bicara
Engkau Ya Allah, yang memberi aku lidah
Lalu kusebut namamu
Tetapi aneh diriku ini, sungguh aneh diriku ini
Kusebut namamu Allah, dengan lidahku
Tapi dalam hatiku, tak kuingat engkau
Aku bersujud menyebutmu
Yang terbayang pada anganku, kemewahan dunia
Aku berzikir menyapamu Ya Allah
Yang kubayangkan senyuman setan
Lidah, lidah, lidah milikku, lidah sayangku
Tugasmu memang bicara, lidah
Tapi mengapa engkau berdusta
Mataku melihat daun, kau menyebutnya akar
Mataku melihat gunung, kau bilang itu laut
Mataku melihat racun, kau bilang itu obat
Mataku melihat maling, kau yang bilang itu guru
Mataku melihat bangkai, kau mengatakan halal
Mataku melihat mayat, kau meyakinkan tidur
Kenapa bohong menjadi sifatmu
Kenapa setan menjadi imam mu
Lidah, lidahku
Di sela sela lantunan ayat, kau memilih sesat
Gerak gerikmu lidah, menjadi sejalin dengan hawa nafsu
Sedangkan kejujuran, kau pasung dalam lingkaran
Lidah, mengapa, mengapa, mengapa, engkau tidak lari mencari fitroh menemukan hati nurani
Dalam fitroh yang suciKau mudah bertemu Allah
Dalam nurani, akan kau temukan lembutnya kasih ilahi
Lidah, lidahku
Selama ini kau ngomong indahnya fitrah, tapi yang kau tabur fitnah
Kau ngomong indahnya fitroh, tapi yang kau tabur fitnah
Sekali lagi, kau ngomong indahnya fitroh, tapi kau tabur fitnah
Lidah
Cepatlah bertaubat kepada Allah
Sebutlah asma Allah, sampai gempar, sampai gempar, didalam hati
Agar hati menjadi sumber, menjadi bengawan, menjadi lautan yang bergelora
Dalam zikir, Allah, Allah, Allah
Alam semesta ini berasal dari tak ada
Hanya Allah yang memang ada, yang selalu ada, dan tidak pernah tidak ada
Laailaahailallah, laailaahailallah, laailaahailallah
Alam semesta ini ada karena Allah yang membuatnya ada
Laailaahailallah
Lidah, sucikan nama Allah
Subhanallah, subhanallah, subhanallah
Ingatlah lidah
Janganlah engkau menjadi pisau, yang melukai hati saudaramu dan hati bangsamu
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah
Lidah, berhentilah berdusta dan omong kosong
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah
Lidahku, berhentilah engkau mengadu domba
Asraghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah
Lidah, berzikirlah, Allah, Allah, Allah
Terus, zikir, zikir, zikir, Allah, Allah, Allah
Sampai dendam kesumat, iri, dengki, sombong dan takabur
Yang telah menjadi karat di dalam hati, terusir lebur dan pergi
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah
Lidah, lidahku
Cepatlah kau bersujud kepada Allah
Editor: Nur Faishal