• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Rais NU Nganjuk Ingatkan Pentingnya Jaga Kekompakan dan Persatuan

Rais NU Nganjuk Ingatkan Pentingnya Jaga Kekompakan dan Persatuan
Rais PCNU Nganjuk, KH Ali Musthofa Said ingatkan pentingnya menjaga kekompakan dan persatuan. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf)
Rais PCNU Nganjuk, KH Ali Musthofa Said ingatkan pentingnya menjaga kekompakan dan persatuan. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nganjuk, KH Ali Musthofa Said mengingatkan bahwa pengurus NU di semua tingkatan untuk menjaga kekompakan dan persatuan. Sebab, hanya dengan cara itulah NU menjadi kuat.

 

“Kalau kita kompak dan bersatu, tidak ada tempat bagi orang lain untuk menghancurkan NU,” katanya saat tausiyah dalam acara silaturrahim Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) Kecamatan Ngluyu, Nganjuk. Acara dipusatkan di Yayasan Al-Samiun daerah setempat, Jumat (09/10/2021).

 

Ia menyebutkan, bahwa tantangan NU hari ini semakin besar seiring dengan perkembangan zaman yang penuh dengan kompetisi. Menurut Kiai Ali, dengan kekompakan antar pengurus akan melahirkan inovasi, sehingga akan menjadi kunci keberhasilan guna memenangkan kompetisi tersebut.

 

“Tantangan tersebut adalah penguasaan teknologi digital sebagai media dakwah. Misal optimalisasi media sosial sebagai media dakwah Nahdliyin,” jelas kiai yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Nganjuk ini.

 

Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo tersebut kemudian menceritakan peristiwa di zaman Rasulullah SAW, yaitu perang Khandaq. Perang antara 3 ribu tentara Muslim melawan sekutu kaum kafir dengan kekuatan 10 ribu personil.

 

“Mereka yang bersekutu di antaranya kaum kafir Makkah, kaum Yahudi, orang-orang Quraisy, dan sejumlah kelompok konspirasi,” terang Kiai Ali.

 

Namun, sebelum peperangan tersebut dimulai, Rasulullah SAW bermusyawarah dengan para sahabat. Salah satu sahabat bernama Salman al-Farisi mengusulkan sebuah ide yang cemerlang, yakni agar kaum Muslimin menggali parit di wilayah utara Kota Madinah.

 

“Usulan tersebut pun diterima dan penggalian segera dilaksanakan,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Hasan Tankila tersebut.

 

Saat pasukan kafir Quraisy dan sekutunya tiba di Madinah, mereka dikejutkan dengan parit yang menghalangi jalan. Atas izin Allah, beragam upaya mereka lakukan untuk menerobos parit, namun selalu gagal.

 

 

“Dari cerita ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa dengan kekompakan kita bisa lebih tangguh, jauh dari apa yang kita duga,” pungkasnya.

 

Penulis: Hafidz Yusuf


Matraman Terbaru