• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

Ranting NU di Ponorogo Beri Pembinaan Para Muadzin

Ranting NU di Ponorogo Beri Pembinaan Para Muadzin
Kegiatan pembinaan para muadzin di Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Selasa (05/01/2021). (Foto: NOJ/ Muhammad Saifudin).
Kegiatan pembinaan para muadzin di Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Selasa (05/01/2021). (Foto: NOJ/ Muhammad Saifudin).

Ponorogo, NU Online Jatim

Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo melakukan pembinaan terhadap Muadzin di seluruh masjid dan mushala desa setempat, Selasa (05/01/2021). Kegiatan yang dilakdanakan di Balai Desa Semanding ini bertujuan untuk membentuk muadzin yang berkualitas.

 

Dalam kegiatan ini, puluhan muadzin mendapatkan pembinaan dari Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Ponorogo KH Nur Sholihin. Acara ini juga dihadiri Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ponorogo Syamsul Ma'arif, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Jenangan Eko Triyono dan perwakilan Banom NU Ranting Semanding.

 

Yoso Kepala Desa Semanding mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19 acara pembinaan ini bisa berjalan lancar. Namun, ia menegaskan akan pentingnya penerapan protokol kesehatan. "Alhamdulillah lancar dan tetap patuh prokes," katanya.

 

Sementara KH Nur Sholihin menyampaikan dalam materinya bahwa seorang muadzin memiliki fadilah yang sangat banyak. "Pahalanya juga banyak," ujarnya.

 

Ia berpesan, seorang muadzin sebaiknya melakukan tarjik terlebih dahulu sebelum melafadzkan adzan dengan suara keras. Kedua, tartil tidak boleh lebih dari 14 harakat. Sedangkan ketiga, disunahkan saat adzan menghadap kiblat.

 

"Ini merupakan sunah pertama. Jadi sebelum kencang dua kali pelan syahadat. Ketika melafadkan haiya ala sholah menoleh ke kanan dan haiya alal falah menoleh ke kiri," terangnya.

 

KH Nur Solihin juga menerangkan, muadzin yang hukumnya makruh yaitu orang fasik, orang dalam kondisi pengaruh alkohol, orang yang terbiasa bermain togel (judi), anak kecil yang tamyis (belum baligh). Selanjutnya, orang yang batal wudhu juga makruh, selasai adzan tidak shalat juga makruh. Yang adzan juga harus iqomah itu sunnah, adzan dan imam itu makruh.

 

"Adzan itu juga disunnahkan pada saat shalat sendirian itu juga sunah," terangnya.

 

Kemudian KH Nur Sholihin menjelaskan, pada saat iqomah jangan dikasih wawu (و). Bagi yang mendengar iqomah disunahkan membaca aqomallah wa adama maha, waj alni min sholihi ahliha. "Duduk di sebelah mayat dan dibisikan ke telinga mayat. Dan jangan panjang-panjang hampir sama seperti mengadzani bayi," paparnya.

 

Dari materi tersebut, Banan Tri Atmono Ketua NU Ranting Semanding mengaku menjadi lebih mengetahui tentang bagaimana adzan yang baik dan benar. "Jadi jelas fiqihnya sehingga apa yang dilakukan baik menjadi benar," ujarnya.

 

 

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Ponorogo Gus Syamsul yang turut hadir berharap pembinaan ini bermanfaaat bagi para muadzin supaya lebih memahami hukum-hukum fiqih tentang adzan.

 

"Semoga bermanfaat dan lebih berbuah pahala lebih banyak serta menjadi inspirasi bagi ranting lainnya," pungkasnya.

 

 

Penulis: Muhammad Saifudin

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru