• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

RUU HIP Jadi Perbincangan PMII Guluk-guluk Sumenep

RUU HIP Jadi Perbincangan PMII Guluk-guluk Sumenep
Suasana diskusi PK PMII Guluk-guluk, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)
Suasana diskusi PK PMII Guluk-guluk, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim 

Saat masa pandemi, seluruh kegiatan Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Guluk-guluk Sumenep difakumkan. Sehingga di masa new normal ini Small Group Pegasus mengawali kegiatannya dengan mengadakan talk show. Acara dipusatkan di auditorium Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Guluk-guluk, Sabtu (11/7).

 

Kali ini tema yang diangkat adalah 'Membedah Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP)’.

 

"Ini merupakan momen pertama kali kita mengadakan acara walaupun hanya sederhana tetapi akan menjadi awal ikatan silaturahim demi menyambut new normal di tengah pandemi," tutur Ikrom Firdaus. 

 

Hasdani Roi menyampaikan bahwa Pancasila yang ingin diperas menjadi Trisila atau Ekasila adalah perbuatan di tahun 1945 dan baru muncul pada saat ini sehingga bisa mengingat sejarah masa lampau. 

 

Selanjutnya, hal ini sangat mewaspadai oleh masyarakat utamanya warga pergerakan. Karena jika disahkan maka menjadi cikal bakal lahirnya perpecahan dikarenakan berasaskan tafsir tunggal. 

 

"Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) seperti adhe' lakonah atau tidak ada kerjaan, hanya buang uang saja," jelasnya. 

 

Roi menjelaskan panjang lebar adanya RUU HIP yang tidak nyambung dengan falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Contohnya hukum perlindungan. 

 

"Hukum perlindungan menyebutkan bahwa umur perempuan 21 tahun, sedangkan perempuan boleh menikah ketika berumah 16 tahun. Ini yang tidak nyambung, siapa yang mau menegakkan hukum jika amburadul seperti ini," keluhnya. 

 

Acara diakhiri dengan penegasan bahwa RUU HIP masih kontroversi jika hal tersebut dibahas dan ditetapkan. Sebab aturan masih belum dikatakan memiliki nilai Pancasila.

 

"Jangan kemudian menyerang falsafahnya, tetapi buang yang dirasa memiliki tidak mempunyai hal tersebut," pintanya. 

Menurutnya, biarlah Pancasila menjadi hidup falsafah berbangsa dan bernegara sebagai acuan masyarakat untuk selalu hidup damai, tentram, dan aman. "Karena Indonesia dibentuk dengan keberagaman bukan seragam,"pungkas Rois. 

 

Acara dihadiri Ketua dan PK PMII, pengurus rayon, angkatan Pegasus, dan para senior yang memeriahkan jalannya acara.

 

Kontributor: Firdausi
 


Editor:

Madura Terbaru