Surabaya, NU Online Jatim
Kajian keorganisasian penting untuk didalami untuk meningkatkan pengetahuan. Terutama bagi aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Khususnya bagi pengurus tingkat ranting sebagai ujung tombak organisasi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Ach Khoirul Musthofa, Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Kota Surabaya saat memberikan materi dalam kegiatan Safari Shalawat sekaligus pengenalan organisasi yang dilaksanakan Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Krembangan di Kelurahan Dupak, Surabaya, Ahad (01/11/2020) malam.
“Dengan wawasan keorganisasian yang mumpuni akan menjadi bekal dan bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk melangkah baik dari penyusunan atau menjalankan sebuah program,” katanya.
Khoirul menambahkan, penyampaian materi keorganisasian sebagai upaya PC IPNU Surabaya mengawal kepengurusan hingga tingkat bawah. “Dengan kegiatan safari ini harapannya bisa menjadi salah satu sambung sapa dari tingkat kota, kecamatan hingga tingkat ke bawah yaitu ranting. Sehingga menimbulkan kenyamanan dalam berorganisasi di IPNU-IPPNU,” harapnya.
Ia mengingatkan betapa pentingnya membuat para kader yang sedang berproses menjadi nyaman dalam mengabdi di sebuah organisasi. “Dengan menjalin hubungan yang harmonis serta kenyamanan bisa menimbulkan rasa kekeluargaan. Sehingga dalam berjalannya waktu tidak hanya sekedar berorganisasi, melainkan terciptanya rasa kekeluargaan tersendiri yang terbentuk secara tidak langsung,” pungkasnya
Arip Maulana, Ketua IPNU Krembangan menjelaskan, kegiatan Safari Shalawat juga dalam rangka memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Terlebih bulan ini adalah Maulid Nabi.
“Dengan mengaharap syafaat Nabi Muhammad SAW melalui Safari Shalawat bersama Remaja Masjid (Remas) Se Kelurahan Dupak. Kami juga melakukan pengenalan IPNU-IPPNU,” ungkapnya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan tersebut diharapkan rasa kekeluargaan semakin terasa di kalangan aktivis IPNU. “Selain juga pemateri adalah pembina kami, juga agar nuansa kekeluargaan antar generasi lebih terasa. Sehingga di kemudian hari bisa membangun daerah kami dengan gotong royong secara bersamaan dari generasi ke generasi,” tandas Arip.
Editor: Romza
