• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Malang Raya

Sambut Era Society 5.0, Santri di Jatim Berlatih Usaha Pesantren

Sambut Era Society 5.0, Santri di Jatim Berlatih Usaha Pesantren
Ilustrasi santri mandiri. (Foto: NOJ/Istimewa)
Ilustrasi santri mandiri. (Foto: NOJ/Istimewa)

Batu, NU Online Jatim

Para santri dari 12 pondok pesantren di Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Lumajang mengikuti pengembangan kapasitas usaha di Kota Batu pada Senin-Kamis, (05-08/04/ 2021). Peserta berasal dari pesantren-pesantren yang selama ini telah merintis dan mengembangkan unit usaha.

 

Mengusung tema Capacity Building, Kemandirian Pondok Pesantren Berbasis Digital Industri 5.0, pelatihan diharapkan agar santri pesantren yang memiliki keunggulan dalam ilmu agama, juga mempunyai jiwa entrepreneurship sehingga mampu berkreasi dan berinovasi menggerakkan dunia usaha secara mandiri.

 

Disampaikan, era society 5.0 bukan hanya sekadar masuk dunia digital, tetapi melibatkan kekuatan masyarakat. Pesantren sebagai bagian dari masyarakat mempunyai pengalaman panjang dan terbiasa mengambil peran. Sehingga, para santri diharapkan percaya diri dan segera membekali diri untuk menyambut era digital 5.0 untuk mampu bersaing dan mengembangkan ekonomi pesantren.

 

Ditukil dari NU Online, Jumat (09/04/2021), Pengasuh Bahrul Maghfirah yang juga mantan Rektor Universitas Brawijaya Malang (UB), Mohammad Bisri, memberikan materi tentang ekosistem halal dan implementasi ekonomi syariah. Ia mengatakan, era disrupsi yang banyak terjadi di sektor bisnis memaksa banyak pebisnis berpikir keras agar dapat bertahan dan bukan lagi memenangkan persaingan.

 

UKM yang dikenal lebih lincah justru memiliki daya tahan lebih kuat dibanding perusahaan besar yang membuat momentum UKM Binaan Bank Indonesia Jember dapat menyalip di tikungan.  

 

"Halal telah menjadi isu penting di segala aspek kehidupan, bahkan ke depan UKM harus sadar tentang Sistem Penjaminan Halal Internal (SPMHI). Saat ini banyak ditemukan fakta masih banyak pelaku bisnis belum memahami filosofi halal dengan benar. Edukasi harus terus dilakukan agar muncul perilaku dan budaya baru di semua tahapan bisnis termasuk masyarakat sebagai konsumen," papar Bisri.

 

Menurut pria ramah ini, halal harus terjadi dari hulu sampai hilir, sehingga semua proses harus dikawal secara ketat. Hal ini akan membuat konsumen menjadi tenang karena semua produk yang dibeli sudah memenuhi persyaratan halal. 

 

"Halal dapat menjadi added value bagi UKM agar bisa memenangkan persaingan," ungkap Bisri.

 

Sementara itu, Direktur Halal Center Bahrul Maghfiroh Tri Darmanto membekali peserta dengan materi business mindset, khususnya terkait unit-unit usaha yang ada di pondok pesantren. Para praktisi bisnis juga memberikan materi tentang manajemen bisnis, manajemen keuangan, digital marketing, branding dan inovasi agrobisnis yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi para santri.

 

Editor: Nur Faishal


Malang Raya Terbaru